CEPEDI
CEPEDI adalah nama perguruan pencak silat yang
diajarkan oleh Eyang Citro Mangkunegoro kepada murid utamanya
Almaghfurlah Muhammad Zein di Dagen Yogyakarta pada tanggal 17 September
1922, kemudian disebarkan oleh putranya, yaitu Bapak Subhi Zein MZ di
daerah Semarang. Dari Semarang pencak silat ini disebarkan oleh Bapak
Drs. Kasturi Al-Asady di Yogyakarta sejak 9 September 1971 dan berpusat
di IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta sebagai salah satu Unit Kegiatan
Mahasiswa (UKM) Pertama dan tertua di IAIN Sunan Kalijaga Jogjakarta.
Prinsip CEPEDI adalah Trilogi Cepedi, yaitu cepat, tepat dan mantap
(cepat bertindak, tepat dalam sasaran dan mantap dalam gerakan).
Disamping itu CEPEDI memiliki visi dan orientasi sebagai berikut : 1)
CEPEDI sebagai sarana olah raga dan seni, 2) CEPEDI sebagai sarana alat
untuk meraih prestasi, 3) CEPEDI sebagai sarana dakwah.
Untuk menunjang kegiatan berlatih dan mencapai prestasi, PPS CEPEDI memiliki beberapa sarana dan pra-sarana yang cukup lengkap dan dapat dikatakan perguruan pencak silat yang memiliki perlengkapan terlengkap di Jogjakarta. Di antara peralatan itu adalah : satu set matras (100 karpet) dengan ukuran 10 x 10 meter, seperangkat lampu pertandingan, sand sack, target, body protector, skipping, track sando, golok, durit, dan alat-alat pendukung lainnya.
Untuk menunjang kegiatan berlatih dan mencapai prestasi, PPS CEPEDI memiliki beberapa sarana dan pra-sarana yang cukup lengkap dan dapat dikatakan perguruan pencak silat yang memiliki perlengkapan terlengkap di Jogjakarta. Di antara peralatan itu adalah : satu set matras (100 karpet) dengan ukuran 10 x 10 meter, seperangkat lampu pertandingan, sand sack, target, body protector, skipping, track sando, golok, durit, dan alat-alat pendukung lainnya.
Untuk meningkatkan kualitas PPS CEPEDI, maka setiap penerimaan siswa
baru mereka diwajibkan untuk mengikuti DIKLATSAR (Pendidikan dan Latihan
Dasar). Selanjutnya untuk mengetahui sejauh mana siswa menyerap dan
memahami ilmu yang telah diajarkan, maka setiap 6 bulan sekali diadakan
UKS (Ujian Kenaikan Sabuk) yang sebelumnya didahului dengan kegiatan
Long March yang menempuh jarak minimal 25 kilometer. Disamping itu juga
dilaksanakan Latihan Alam yang bertujuan untuk mengembangkan kepekaan
siswa berlatih di alam bebas sekaligus refreshing.
Selanjutnya PPS CEPEDI juga mengadakan pertandingan persahabatan dengan
berbagai aliran pencak silat, khususnya yang ada diYogyakarta. Di
samping itu untuk menyalurkan bakat, kreatifitas dan kemampuan selama
latihan, diadakan kejuaraan Muhammad Zein Cup setiap setahun sekali yang
merupakan event besar dan diikuti oleh seluruh cabang PPS. CEPEDI dan
Perguruan Pencak Silat lainnya.
Dalam perjalanannya sebagai UKM di IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, PPS
CEPEDI telah banyak menorehkan prestasi. Di antara prestasi-prestasi
tersebut yang cukup menonjol misalnya 2 medali emas dan 1 perak dalam
Kejuaraan IPSI Kodya DIY di Bina Manggala Yogyakarta tahun 1998, Juara
Umum I dalam Muhammad Zein Cup I se DIY dan Jateng yang diikuti seluruh
PPS CEPEDI dan LPSNU Pagar Nusa tahun 2000, Juara I Seleksi Atlit Cabang
tahun 2001, juga masuk dalam tim PORSENI DIY tingkat tunggal putra
Pencak Silat Seni Nasional di Jakarta tanggal 7-14 Agustus 2004, dan
berbagai prestasi yang lain.
PPS CEPEDI IAIN Sunan Kalijaga ini memiliki enam cabang perguruan,
yaitu CEPEDI Cangkringan, CEPEDI MI Sultan Agung, CEPEDI Al-Munawwir
Krapyak, CEPEDI SMU Ma’arif Malioboro, CEPEDI STM Ma’arif Wates, CEPEDI
Boyolali Jawa Tengah.
Resimen Mahasiswa
Resimen Mahasiswa (MENWA) Baru merupakan satu wadah dalam rangka
keikutsertaan pemuda, khususnya mahasiswa, dalam usaha-usaha pembelaan
negara sebagai pengamalan UUD 1945 pasal 30 ayat 1 dan 2 yang
didayagunakan ke dalam Sishankamrata sebagai komponen rakyat terlatih.
Keberadaan MENWA dengan cirinya yang spesifik sebagai pejuang dan
pemikir, sangat dirasakan manfaatnya dalam menunjang stabilitas dan
dinamisasi kehidupan kampus.,
Sebagai aktualisasi dari arti penting tersebut maka melalui radiogram
Menteri Koordinator Hankam No. 43/303/64 lahir instruksi tentang
pembentukan MENWA. Untuk menindaklanjuti hal tersebut pada tanggal 19
April 1977 secara definitif dan administratif melalui keputusan Gubernur
DIY No. KPTS.006/IV/1977 resmi berdiri Resimen Mahasiswa Mahakarta.
Pada tahun 1977 dididiklah beberapa anggota MENWA di Pusat Pendidikan
Pertempuran untuk dibekali ilmu keprajuritan. Ketika itu baru lima
mahasiswa yang lulus dalam pendidikan tersebut, di antaranya Dr. Aziz
Ahmadi dan Drs. Bugung Nurlan Tanjung. Merekalah yang merupakan
Yudha-Yudha perintis berdirinya MENWA IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Dan semenjak turunnya Juklak BinMenwa (SKB 3 Menteri ) tahun 1978, maka
berdirilah MENWA Batalyon 3 IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta bersamaan
dengan UGM (Batalyon 1), IKIP (Batalyon 2) dan UPN Veteran (Batalyon 4).
Dalam perjalanannya Batalyon ini kemudian berubah menjadi Satuan.
Selanjutnya seiring dengan perjalanan sejarah bangsa di era reformasi,
MENWA pun terkena imbasnya, salah satunya adalah sesuai Surat Edaran
Depdiknas Direktorat Jenderal Pendidikan Perguruan Tinggi No.
2081/D/T/2000 tentang pemberdayaan MENWA di perguruan tinggi dan SKB
tiga menteri serta otonomi daerah RI tanggal 11 Oktober 2002 No.
KB/14/M/X/2002, No. 6/U/KB/2002 dan No. 39A tahun 2000 tentang
pemberdayaan MENWA sepenuhnya diserahkan kepada masing-masing Perguruan
Tinggi. Oleh karena itu Satuan Menwa IAIN Sunan Kalijaga berubah
menjadi UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) MENWA Baru. Menwa Baru dituntut
untuk dapat mengaktualisasikan dirinya sebagai seorang pejuang pemikir
dengan selalu menyelaraskan IQ, EQ dan SQ yang diperoleh dalam
perkuliahan dalam rangka menunjang stabilitas dan dinamisasi kampus
menuju tatanan yang kondusif dengan didukung oleh komponen kampus yang
ada.
Secara umum kegiatan kegiatan yang dilaksanakan UKM Menwa Baru IAIN Sunan Kalij aga terbagi dalam bidang :
1. Pendidikan Kemenwaan, meliputi : Pendidikan Berjenjang seperti Pra
pendidikan dasar (Pradiksar), Pendidikan dan Latihan Dasar (Diklatsar),
Kursus Kader Pelaksana (Suskalak), Kursus Kader Pimpinan (Suskapin); dan
Pendidikan Tambahan seperti Latihan Search and Rescue (SAR), Kursus
Staf Dinas (KDS), Gladi Posko, Latihan Kepemimpinan Keputrian dan Kursus
Pembinaan Mental
2. Penerangan dan Pengabdian Pada Masyarakat, meliputi: Pengajian Desa
Binaan, Peringatan Hari Besar Islam/Nasional, Bakti Sosial, Pengadaan
SIM Kolcktif, dan Kegiatan-kegiatan Keagamaan intern sepertiYasinan dm
diskusi. “
KORDISKA
KORDISKA merupakan unit kegiatan mahasiswa IAIN yang kelahirannya
diprakarsai oleh BKPM unit Koordinasi Kegiatan Pelayanan Masyarakat
(UKKPM) pada tanggal 19 November 1989. Kehadiran Kordiska
dilatarbelakangi oleh kegelisahan dan keprihatinan akan belum adanya
kegiatan kemahasiswaan (secara kelembagaan) yang secara aplikatif
langsung bersinggungan dengan masyarakat.,
Sebagai unit kegiatan kemahasiswaan, orientasi KORDISKA diarahkan untuk
menj aring potensi mahasiswa dan memberikan alternatif penyelesaian
permasalahan umat dalam berbagai bentuk kegiatan yang nyata, dan pada
akhirnya mampu menciptakan iklim yang kondusif, ilmiah dan dinamis dalam
keberagamaan masyarakat. Oleh karena itu prioritas kegiatannya
diletakkan pada upaya peningkatan intelektualitas dan profesionalisme
bidang dakwah dengan penguatan wacana keislaman dan skill managerial
para kadernya melalui pelatihan-pelatihan, ketrampilan retorika dan
jalinan kerja sama untuk mendampingi kegiatan keagamaan masyarakat.
Sebagai sebuah media transformasi sosial, KORDISKA memposisikan dirinya
sebagai mitra dampingan masyarakat dengan kejelian membaca dan
memetakan persoalan sosial dari dengan menjunjung tinggi perbedaan dan
pluralitas yang menggejala dalam masyarakat. Dengan jargon Dakwah
Transformatif Berwawasan Kebangsaan, KORDISKA berusaha mengibarkan
bender,kemanusiaan daz menghargai pluralita manusia. Visi KORDISKA
sendiri adalah terbentuknya masyarakat yang toleran dan humanis dalam
beragama, berbangsa dan bernegara; sementara misinya adalah
menginternalisasikan dan mentransformasikan nilai-nilai Islam untuk
mewujudkan manusia berdaya yang bisa membawa dirinya secara independen
untuk mewujudkan tatanan masyarakat yang humanis.
Aktifitas KORDISKA secara umum terpolakan menjadi dua bidang, yaitu
sebagai laboratorium dakwah dan sebagai pusat dakwah. Untuk menyukseskan
kegiatan-kegiatannya, KORDISKA membentuk kantong-kantong pengelolaan
yang berupa: Pengembangan Sumber Daya Warga (PSDW), Lembaga Studi Islam
Pembebasan (L-SIP), Penerbitan, Bank da”i, Anak Asuh dan Pendampingan
Desa. Pengiriman da’i dan melakukan kajian-kajian keislaman merupakan
kegiatan rutin KORDISKA. Sementara itu, pembinaan dan penyantunan anak
asuh telah dilakukan dengan membina dan menyantuni akan-anak dari
keluarga kurang mampu di sekitar wilayah IAIN Sunan Kalijaga Jogjakarta
(Sapen, Gajah Wong, Papringan, dan Nologaten) dalam bentuk pendidikan
TPA, beasiswa, perlengkapan sekolah dan lain-lain. Sedangkan dalam hal
pendampingan desa, KORDISKA sudah memulai usaha ini dengan membuka desa
dampingan baru di daerah Babadan Bantul, Yogyakarta.
Selain itu, KORDISKA juga menerbitkan buletin Jum”at KINASIH yang
terbit setiap Jum”at yang berfungsi sebagai sosialisasi dan transformasi
wacana yang diusung oleh KORDISKA. Buletin ini disebarkan di
masjid-masjid, halaqah-halaqah keagamaan dan juga lembaga-lembaga
pendidikan yang ada di Yogyakarta.
Koperasi Mahasiswa
UKM KOPMA resmi menjadi badan
hukum sejak tanggal 9 september 1983 dengan nomor 1294/BH/1983. Guna
penyesuaian terhadap nilai dan semangat UU No. 25 tahun 1992 tentang
Perkoperasian, maka badan hukurn tersebut diperbaharui dengan nomor
13/BH/PAD/KWK12/XI/1995 sejak tanggal 22 November 1995.
Pada mulanya KOPMA hanya menempati ruangan 2 x 3 meter yang berfungsi sebagai kantor pengurus dan pengawas serta unit usaha toko buku. Kemudian pada tahun 1984 unit usaha KOPMA ditambah dengan unit usaha kafetaria dan mini market. Pada tahun 1987 kopma membuka layanan pos dan giro. Sejak bulan November 1998, unit toko buku dan mini market dirubah menjadi unit swalayan. Dalam perkembangannya tahun 2002, kedua unit usaha ini dipisah kembali guna lebih memudahkan proses administrasi. Tanggal 26 Januari 1994 dengan diresmikan langsung oleh Menteri Koperasi dan PPK (Drs. Subiyakto Tjakrawerdaja) berdiri unit usaha Wartel yang digabungkan dengan layanan pos dan giro menjadi unit usaha Warpostel. Layanan Biro Perjalanan dan Wisata merupakan pengembangan unit sejak tahun 1998 yang digabungkan dengan unit usaha Warpostel. Kopma juga pernah membuka unit usaha Warnet sejak tahun 1998. hingga 2002. Tidak menutup kemungkinan Kopma akan membuka unit usaha lain demi memberikan kesejahteraan kepada seluruh anggotanya.
Pengembangan terhadap layanan setiap unit dilakukan sejak 23 Mei 2002 dengan diresmikannya gedung baru Kopma oleh rektor IAIN, Prof. Dr. H.M. Amin Abdullah, MA. Pembangunan gedung baru Kopma berasal dari dana hibah Departemen Agama RI sebagai penghargaan kepada Kopma selaku pilot project pengembangan Koperasi Mahasiswa PTAI se-Indonesia.
Sistem keanggotaan Kopma adalah suka rela, sehingga dalam penerimaan anggota baru tidak ada unsur paksaan, dan tidak setiap mahasiswa IAIN Sunan Kalijaga diwajibkan menjadi anggota Kopma. Dengan sistem ini terbukti bahwa seluruh anggota yang masuk memiliki kesadaran dan rasa memiliki serta kepercayaan akan manfaat berkoperasi. Sebelum menjadi anggota sah, setiap calon anggota harus melalui beberapa tahapan seleksi, yaitu tertib administrasi, tes tertulis, tes kepribadian, wawancara serta pendidikan dan pelatihan dasar perkoperasian (Diklatsarkop). Selain itu anggota koperasi juga berkesempatan mengikuti berbagai pembinaan anggota, baik yang sifatnya pendidikan formal seperti Diklatsarkop di atas atau juga Pendidikan dan pelatihan Tingkat Lanjut Perkoperasian; maupun yang sifatnya in-formal, seperti Self Training development/Achievement Motivation Training, Training for Trainer, Short Course Kepemimpinan, Pelatihan Akuntansi dan lain sejenisnya; juga pendidikan Non-Formal, seperti keterlibatan dalam kepanitiaan, keterlibatan dalam lembaga kekaryaan yang ada, yaitu Lembaga Pers Koperasi mahasiswa (LPKM), Forum Kajian Ekonomi dan Koperasi (FOKEP), Pengembangan Bakat dan Minat (LPDM), Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Kopma IAIN Sunan Kalijaga (LP2KIS) dan Lembaga Perpustakaan Kopma. Selain itu anggota koperasi juga berkesempatan magang untuk menimba pengalaman dalam pengelolaan unit usaha kopma.
Dalam perkembangannya Kopma IAIN Sunan Kalijaga telah meraih berbagai prestasi dan penghargaan, baik dalam skala lokal maupun tingkat nasional. Selain secara aktif ikut serta dalam berbagai asosiasi koperasi yang ada, Kopma juga secara intensif menjalin kerja sama dengan berbagai instansi dan lembaga, seperti Departemen Agama, Departemen Pendidikan Nasional, Kementrian Koperasi dan Pengusaha Kecil Menengah, Pemerintah daerah DIY, PT Pertamina, PT. Pos Indonesia, PT. Telkom, PT. Jasa Rahardja, BNI, Perusahaan Umum pegadaian, Bank Mandiri, Harian Umum Kompas, Harian Umum Republika, dan berbagai lembaga lain.
Pada mulanya KOPMA hanya menempati ruangan 2 x 3 meter yang berfungsi sebagai kantor pengurus dan pengawas serta unit usaha toko buku. Kemudian pada tahun 1984 unit usaha KOPMA ditambah dengan unit usaha kafetaria dan mini market. Pada tahun 1987 kopma membuka layanan pos dan giro. Sejak bulan November 1998, unit toko buku dan mini market dirubah menjadi unit swalayan. Dalam perkembangannya tahun 2002, kedua unit usaha ini dipisah kembali guna lebih memudahkan proses administrasi. Tanggal 26 Januari 1994 dengan diresmikan langsung oleh Menteri Koperasi dan PPK (Drs. Subiyakto Tjakrawerdaja) berdiri unit usaha Wartel yang digabungkan dengan layanan pos dan giro menjadi unit usaha Warpostel. Layanan Biro Perjalanan dan Wisata merupakan pengembangan unit sejak tahun 1998 yang digabungkan dengan unit usaha Warpostel. Kopma juga pernah membuka unit usaha Warnet sejak tahun 1998. hingga 2002. Tidak menutup kemungkinan Kopma akan membuka unit usaha lain demi memberikan kesejahteraan kepada seluruh anggotanya.
Pengembangan terhadap layanan setiap unit dilakukan sejak 23 Mei 2002 dengan diresmikannya gedung baru Kopma oleh rektor IAIN, Prof. Dr. H.M. Amin Abdullah, MA. Pembangunan gedung baru Kopma berasal dari dana hibah Departemen Agama RI sebagai penghargaan kepada Kopma selaku pilot project pengembangan Koperasi Mahasiswa PTAI se-Indonesia.
Sistem keanggotaan Kopma adalah suka rela, sehingga dalam penerimaan anggota baru tidak ada unsur paksaan, dan tidak setiap mahasiswa IAIN Sunan Kalijaga diwajibkan menjadi anggota Kopma. Dengan sistem ini terbukti bahwa seluruh anggota yang masuk memiliki kesadaran dan rasa memiliki serta kepercayaan akan manfaat berkoperasi. Sebelum menjadi anggota sah, setiap calon anggota harus melalui beberapa tahapan seleksi, yaitu tertib administrasi, tes tertulis, tes kepribadian, wawancara serta pendidikan dan pelatihan dasar perkoperasian (Diklatsarkop). Selain itu anggota koperasi juga berkesempatan mengikuti berbagai pembinaan anggota, baik yang sifatnya pendidikan formal seperti Diklatsarkop di atas atau juga Pendidikan dan pelatihan Tingkat Lanjut Perkoperasian; maupun yang sifatnya in-formal, seperti Self Training development/Achievement Motivation Training, Training for Trainer, Short Course Kepemimpinan, Pelatihan Akuntansi dan lain sejenisnya; juga pendidikan Non-Formal, seperti keterlibatan dalam kepanitiaan, keterlibatan dalam lembaga kekaryaan yang ada, yaitu Lembaga Pers Koperasi mahasiswa (LPKM), Forum Kajian Ekonomi dan Koperasi (FOKEP), Pengembangan Bakat dan Minat (LPDM), Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Kopma IAIN Sunan Kalijaga (LP2KIS) dan Lembaga Perpustakaan Kopma. Selain itu anggota koperasi juga berkesempatan magang untuk menimba pengalaman dalam pengelolaan unit usaha kopma.
Dalam perkembangannya Kopma IAIN Sunan Kalijaga telah meraih berbagai prestasi dan penghargaan, baik dalam skala lokal maupun tingkat nasional. Selain secara aktif ikut serta dalam berbagai asosiasi koperasi yang ada, Kopma juga secara intensif menjalin kerja sama dengan berbagai instansi dan lembaga, seperti Departemen Agama, Departemen Pendidikan Nasional, Kementrian Koperasi dan Pengusaha Kecil Menengah, Pemerintah daerah DIY, PT Pertamina, PT. Pos Indonesia, PT. Telkom, PT. Jasa Rahardja, BNI, Perusahaan Umum pegadaian, Bank Mandiri, Harian Umum Kompas, Harian Umum Republika, dan berbagai lembaga lain.
Orkes Gambus Al-Jami'ah
Orkes Gambus Al-Jami’ah (OGA)
merupakan salah satu UKM di IAIN Su-Ka Yogyakarta yang lahir pada
tanggal 04 April 1981. Adapun visi OGA adalah untuk menampung dan
menyatukan bakat, minat dan potensi mahasiswa dalam bidang musik,
qosidah modern, dangdut dan musik alnernatif ala OG Al-Jami’ah.
Eksistensi OGA khususnya dilingkungan IAIN telah terbukti memberikan
kontribusi besar dalam mengembangkan bakat dan minat para mahasiswa
maupun bagi promosi IAIN SUKA pada masyarakat luas. Hal ini tentunya
melalui media pementasan baik disekitar jogja maupun di separuh pulau
Jawa dan lainqya. Dalam perjalanannya OGA telah banyak ”menelorkan”
musisi-musisi handal di bidangnya, hal ini dapat dilihat dari banyaknya
anggota OGA (sekarang) yang direkrut grup-grup musik kenamaan Jogja, di
antaranya adalah Latansa, Gilas, Ken Dedes, Ken Arok dan lain-lain.
Selain itu, secara kultur, OGA memiliki hubungan yang erat dengan para
alumnusnya yang tergabung dalam sanggar Ki ageng Ganjur yang telah
menjadi salah satu grup musik kontemporer tingkat nasional.
Karya cipta personel OGA telah banyak dipopulerkan oleh grup-grup qosidah nasional seperti Nasidaria, Nidaria, El-Hawa dan lain-lain. Dan di masa-masa ini OGA tengah mempersiapkan pembuatan master lagu-lagu produksi OGA, yang sebagian kecil telah di-on air-kan oleh RRI Yogyakarta.
Intens di jalur seni musik, OGA terus memperbaharui diri dalam mengkreasi dan mengaktualisasikan sajian musik yang ditekuninya. Dengan spirit membumikan nilai-nilai kesenian lokal di tengah (serangan) kultur global dan secara spesifik, mencoba memberikan suasana yang penuh improvisasi kepada publik IAIN Su-Ka untuk keluar sejenak dari kehidupan yang serba monoton dan statis. Selain itu dalam waktu perjalanannya, OGA memiliki misi besar kedepan yakni menjadikan seni musik Qasidah sebagai media dakwah Islam kepada masyarakat yang begitu plural sehingga diharapkan terwujudnya masyarakat yang damai berdampingan di tengah perbedaan yang ada.
Lagu-lagu terbaru yang diciptakan oleh anggota OGA antara lain :
1.Amalkan ilmu dan harta Cipt : Ahmad Kobitha
2.Arogansi Cipt : Ari Tristianto
3.Habibi Cipt : Ari Tristianto
4.Keagungan Tuhan Cipt : Ari Tristianto
5.Menuju Jalan Tuhan Cipt : Agus Wibowo
6.Toleransi Cipt : Agus Wibowo
7.Perintah dan Amanat Cipt : Amin Rahman
Karya cipta personel OGA telah banyak dipopulerkan oleh grup-grup qosidah nasional seperti Nasidaria, Nidaria, El-Hawa dan lain-lain. Dan di masa-masa ini OGA tengah mempersiapkan pembuatan master lagu-lagu produksi OGA, yang sebagian kecil telah di-on air-kan oleh RRI Yogyakarta.
Intens di jalur seni musik, OGA terus memperbaharui diri dalam mengkreasi dan mengaktualisasikan sajian musik yang ditekuninya. Dengan spirit membumikan nilai-nilai kesenian lokal di tengah (serangan) kultur global dan secara spesifik, mencoba memberikan suasana yang penuh improvisasi kepada publik IAIN Su-Ka untuk keluar sejenak dari kehidupan yang serba monoton dan statis. Selain itu dalam waktu perjalanannya, OGA memiliki misi besar kedepan yakni menjadikan seni musik Qasidah sebagai media dakwah Islam kepada masyarakat yang begitu plural sehingga diharapkan terwujudnya masyarakat yang damai berdampingan di tengah perbedaan yang ada.
Lagu-lagu terbaru yang diciptakan oleh anggota OGA antara lain :
1.Amalkan ilmu dan harta Cipt : Ahmad Kobitha
2.Arogansi Cipt : Ari Tristianto
3.Habibi Cipt : Ari Tristianto
4.Keagungan Tuhan Cipt : Ari Tristianto
5.Menuju Jalan Tuhan Cipt : Agus Wibowo
6.Toleransi Cipt : Agus Wibowo
7.Perintah dan Amanat Cipt : Amin Rahman
MAPALASKA (Mahasiswa Pecinta Alam IAIN Sunan Kalijaga)
MAPALASKA (Mahasiswa Pecinta
Alam IAIN Sunan Kalijaga) adalah salah satu Unit Kegiatan Mahasiswa
dalam bidang kecintaan alam dan pengembangan masyarakat serta kajian dan
pembelaan lingkungan. MAPALASKA ini didirikan tanggal 27 Februari 1981
dengan nama MAPALA SUKA (Mahasiswa Pecinta Alam Sunan Kalijaga) di
Puncak Gunung Lawu. Dalam perkembangan selanjutnya nama MAPALA SUKA
kemudian diganti dengan MAPALASKA (Mahasiswa Pecinta Alam IAIN Sunan
Kalijaga) dengan alasan lebih akrab didengar dan ditetapkan pada
musyawarah Anggota (Musyta) IV MAPALASKA didirikan sebagai organisasi
yang terlepas dari unsur politik, berkegiatan di tengah masyarakat
sambil berpetualang dan peduli lingkungan sebagai pedoman berkegiatari
secara khusus. Organisasi ini berkegiatan dalam bidang :
1. pendidikan, sosialisasi dan kajian lingkungan,
2. penyeimbangan sumber daya masyarakat melalui pendampingan,
3. olah raga alam bebas,
4. ecotourism.
Selama lebih dari 20 tahun usianya, MAPALASKA telah turut berpartisipasi dalam berbagai event dan momentum kegiatan, baik itu sebagai penyelenggara maupun peserta; baik dalam ingkat lokal, regional, nasional maupun internasional; dalam berbagai bidang adventure, pelestarian lingkungan hidup, sosial, budaya dan kemasyarakatan.
Dalam menyukseskan program dan visi-misinya, MAPALASKA juga menjalin kerja sama dengan berbagai lembaga dan instansi dalam berbagai kegiatan. Diantara lembaga dan instansi tersebut antara lain adalah Departemen Agama, Kementrian Lingkungan Hidup, Kebun Raya dan Kebun Binatang Gembira Loka Jogjakarta, Komunitas Pecinta Alam Pemerhati Lingkungan (KAPPALA) Indonesia, SEKBER Perhimpunan Pecinta Alam DIY, Badan SAR daerah (BASARDA) DIY, DPRD DIY, Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI), Dana Mitra Lingkungan Hidup Indonesia (DML), Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Pengda DIY, Dinas Perkebunan dan Konservasi Tanah (PKT) Sleman, Warung Komunikasi Peduli Lingkungan Hidup (Warkoplih) DIY, dan lain sebagainya.
1. pendidikan, sosialisasi dan kajian lingkungan,
2. penyeimbangan sumber daya masyarakat melalui pendampingan,
3. olah raga alam bebas,
4. ecotourism.
Selama lebih dari 20 tahun usianya, MAPALASKA telah turut berpartisipasi dalam berbagai event dan momentum kegiatan, baik itu sebagai penyelenggara maupun peserta; baik dalam ingkat lokal, regional, nasional maupun internasional; dalam berbagai bidang adventure, pelestarian lingkungan hidup, sosial, budaya dan kemasyarakatan.
Dalam menyukseskan program dan visi-misinya, MAPALASKA juga menjalin kerja sama dengan berbagai lembaga dan instansi dalam berbagai kegiatan. Diantara lembaga dan instansi tersebut antara lain adalah Departemen Agama, Kementrian Lingkungan Hidup, Kebun Raya dan Kebun Binatang Gembira Loka Jogjakarta, Komunitas Pecinta Alam Pemerhati Lingkungan (KAPPALA) Indonesia, SEKBER Perhimpunan Pecinta Alam DIY, Badan SAR daerah (BASARDA) DIY, DPRD DIY, Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI), Dana Mitra Lingkungan Hidup Indonesia (DML), Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Pengda DIY, Dinas Perkebunan dan Konservasi Tanah (PKT) Sleman, Warung Komunikasi Peduli Lingkungan Hidup (Warkoplih) DIY, dan lain sebagainya.
INKAI (Institut Karate Do-Indonesia)
INKAI (Institut Karate Do-Indonesia)
adalah seni bela diri tangan kosong yang berasal dari negeri Sakura,
Jepang. INKAI sendiri adalah salah satu lembaga yang bergerak di bidang
pendidikan karate di Indonesia vang bernaung dibawah Federasi Olah Raga
Karate Indonesia (FORKI). Pada tanggal 15 April 1971 INK-U didirikan dan
dipelopori oleh Sabeth Muchsin di Indonesia. Sebagai suatu lembaga
pendidikan karate, INKAI saat ini telah dapat berkembang pesat dan
tersebar hampir di seluruh wilayah Indonesia.
Di IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, INKAI mulai menjadi salah satu UKM dan diresmikan pada tanggal 16 April 1979 oleh Sabeth Muchsin yang pada waktu itu adalah H. Zaini Dahlan, MA. Perkembangan sebagai salah satu UKM di IAIN Sunan Kalijaga dapat dikatakan pesat. Hal itu terbukti dari antusias para pesertanya yang tidak nihil. Selain itu prestasi para karateka dari IAIN ternyata telah berbicara di tingkat antar Perguruan Tinggi, Daerah, Propisni, Nasional. Selain itu UKM INKAI IAIN Sunan Kalijaga telah menyelenggarakan berbagai event-event besar tingkat nasional. Kejuaraan Karate Senior-Yunior tingkat nasional (KKSYN I kejuaraan lain.
Di IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, INKAI mulai menjadi salah satu UKM dan diresmikan pada tanggal 16 April 1979 oleh Sabeth Muchsin yang pada waktu itu adalah H. Zaini Dahlan, MA. Perkembangan sebagai salah satu UKM di IAIN Sunan Kalijaga dapat dikatakan pesat. Hal itu terbukti dari antusias para pesertanya yang tidak nihil. Selain itu prestasi para karateka dari IAIN ternyata telah berbicara di tingkat antar Perguruan Tinggi, Daerah, Propisni, Nasional. Selain itu UKM INKAI IAIN Sunan Kalijaga telah menyelenggarakan berbagai event-event besar tingkat nasional. Kejuaraan Karate Senior-Yunior tingkat nasional (KKSYN I kejuaraan lain.
Theater Eska
Lahirnya Teater Eska secara
tidak langsung didorong oleh berbagai pemikiran dan kegiatan seni di
IAIN yang berlangsung sebelum teater Eska didirikan; misalnya dengan
adanya berbagai kegiatan oleh seniman atau kelompok seniman yang
melakukan pementasan seni (musik, sastra maupun teater) pada tahun
1970-an.
Diantara para seniman yang pernah melakukan pementasan di IAIN saat itu adalah Umbu Ladu Paranggi, Rendra, Badjuri Abdullah Yusro, juga para seniman dari IAIN sendiri seperti Masbuchin, Su’bah Asa, Faisal Ismail, Daelan M. Danuri, dan lainlain. Faktor-faktor lain yang mendorong teater ini masih banyak, khususnya berbagai kegiatan seni dan sastra yang sering dilakukan di IAIN sendiri seperti berdirinya orkes gambus Al-Jami”ah, lahirnya majalah ARENA sebagai media sastra yang representatif dan juga munculnya kelompok-kelompok sastra di berbagai fakultas di lingkungan IAIN Sunan Kalij aga Yogjakarta.
ESKA merupakan akronim fonologis dari Sunan Kalijaga, jadi penyebutan Teater Eska sama dengan mengucapkan teater Sunan Kalijaga. Teater Eska ini pada mulanya adalah KSU (Kelompok Seni Ushuluddin) yang kemudian dibubarkan dan diganti dengan satu lembaga seni tingkat institut yang barn dengan nama TEATER ESKA. Pendirian Teater Eska ini ditandai dengan pentas drama ”Kesadaran yang Kembali” pada 18 Oktober 1980. Sebagai lembaga kesenian tingkat institut, teater eska selanjutnya diakui sebagai lembaga formal melalui SK Rektor tahun 1982 yang menyatakan bahwa teater Eska merupakan lembaga kesenian institut yang berafiliasi dengan lembaga P3M (Pusat Pengabdian dan Pengembangan Masyarakat).
Secara redaksional orientasi, visi dan misi teater eska itu dapat dinyatakan sebagai berikut :
”Orientasi : humanisasi, yaitu menggali dan mewujudkan seni Islam secara progressif, serta memberikan alternatif bentuk kesenian (teater, sastra dan musik) di tengah masyarakat.
”Visi : liberasi, yaitu membebaskan umat dari berbagai bentuk penindasan fisikal maupun metafisikal.
”Misi : transendensi, yaitu mendampingi, mendorong, meningkatkan kualitas pemikiran dan penghayatan spiritualitas umat dalam beragama dan berbudaya.
Aktifitas atau kegiatan teater Eska secara umum dapat dikelompokkan ke dalam bentuk : aksi seni (performance action), aksi wacana (appreciation action), aksi budaya (cultural action).
Aksi seni menunjuk pada berbagai pementasan yang telah diprogramkan. Hingga saat tulisan ini dibuat setidaknya aksi seni ini telah menghasilkan berbagai pementasan, antara lain : Pentas Produksi (27 pementasan), Pentas Musik (10 pementasan), Pentas Sastra/Tadarrus Puisi (11 pementasan), Pentas Studi (20 pementasan), Pentas Ulang Tahun (5 pementasan, Pentas Kolaborasi/Pentas Bersama (15 pementasan)
Aksi wacana menunjuk pada berbagai bentuk kegiatan yang telah diprogramkan maupun yang bersifat temporal untuk meningkatkan kualitas pemikiran dan apresiasi seni anggota teater Eska, seperti mengikuti pertemuan teater kampus maupun non-kampus, diskusi seni, pesantren seni, bedah buku, penerbitan buku antologi, menulis di surat-surat kabar, mengundang teater kampus yang ada di Yogyakarta (sekitar 27 teater) dan membentuk FKPTK (Forum Komunikasi dan Pengembangan Teater Kampus) pada tahun 1995.
Aksi budaya menunjuk pada keterlibatan Teater Eska dalam kegiatan-kegiatan seni-budaya di tengah masyarakat yang bersifat temporal, seperti baca puisi bebas, pentas dalam rangka mengisi acara yang dilaksanakan oleh teater Eska sendiri atau lembaga lain baik dipesan atau dengan cara suka rela, menjadi panitia kegiatan festival seni, menerima tamu/menjadi panitia pementasan kelompok seni/teater di IAIN atau di tempat lain, menjadi pendamping kegiatan seni, menjadi juri lomba, pentas pendek di hadapan mahasiswa baru, happening art, dan lain-lain.
Diantara para seniman yang pernah melakukan pementasan di IAIN saat itu adalah Umbu Ladu Paranggi, Rendra, Badjuri Abdullah Yusro, juga para seniman dari IAIN sendiri seperti Masbuchin, Su’bah Asa, Faisal Ismail, Daelan M. Danuri, dan lainlain. Faktor-faktor lain yang mendorong teater ini masih banyak, khususnya berbagai kegiatan seni dan sastra yang sering dilakukan di IAIN sendiri seperti berdirinya orkes gambus Al-Jami”ah, lahirnya majalah ARENA sebagai media sastra yang representatif dan juga munculnya kelompok-kelompok sastra di berbagai fakultas di lingkungan IAIN Sunan Kalij aga Yogjakarta.
ESKA merupakan akronim fonologis dari Sunan Kalijaga, jadi penyebutan Teater Eska sama dengan mengucapkan teater Sunan Kalijaga. Teater Eska ini pada mulanya adalah KSU (Kelompok Seni Ushuluddin) yang kemudian dibubarkan dan diganti dengan satu lembaga seni tingkat institut yang barn dengan nama TEATER ESKA. Pendirian Teater Eska ini ditandai dengan pentas drama ”Kesadaran yang Kembali” pada 18 Oktober 1980. Sebagai lembaga kesenian tingkat institut, teater eska selanjutnya diakui sebagai lembaga formal melalui SK Rektor tahun 1982 yang menyatakan bahwa teater Eska merupakan lembaga kesenian institut yang berafiliasi dengan lembaga P3M (Pusat Pengabdian dan Pengembangan Masyarakat).
Secara redaksional orientasi, visi dan misi teater eska itu dapat dinyatakan sebagai berikut :
”Orientasi : humanisasi, yaitu menggali dan mewujudkan seni Islam secara progressif, serta memberikan alternatif bentuk kesenian (teater, sastra dan musik) di tengah masyarakat.
”Visi : liberasi, yaitu membebaskan umat dari berbagai bentuk penindasan fisikal maupun metafisikal.
”Misi : transendensi, yaitu mendampingi, mendorong, meningkatkan kualitas pemikiran dan penghayatan spiritualitas umat dalam beragama dan berbudaya.
Aktifitas atau kegiatan teater Eska secara umum dapat dikelompokkan ke dalam bentuk : aksi seni (performance action), aksi wacana (appreciation action), aksi budaya (cultural action).
Aksi seni menunjuk pada berbagai pementasan yang telah diprogramkan. Hingga saat tulisan ini dibuat setidaknya aksi seni ini telah menghasilkan berbagai pementasan, antara lain : Pentas Produksi (27 pementasan), Pentas Musik (10 pementasan), Pentas Sastra/Tadarrus Puisi (11 pementasan), Pentas Studi (20 pementasan), Pentas Ulang Tahun (5 pementasan, Pentas Kolaborasi/Pentas Bersama (15 pementasan)
Aksi wacana menunjuk pada berbagai bentuk kegiatan yang telah diprogramkan maupun yang bersifat temporal untuk meningkatkan kualitas pemikiran dan apresiasi seni anggota teater Eska, seperti mengikuti pertemuan teater kampus maupun non-kampus, diskusi seni, pesantren seni, bedah buku, penerbitan buku antologi, menulis di surat-surat kabar, mengundang teater kampus yang ada di Yogyakarta (sekitar 27 teater) dan membentuk FKPTK (Forum Komunikasi dan Pengembangan Teater Kampus) pada tahun 1995.
Aksi budaya menunjuk pada keterlibatan Teater Eska dalam kegiatan-kegiatan seni-budaya di tengah masyarakat yang bersifat temporal, seperti baca puisi bebas, pentas dalam rangka mengisi acara yang dilaksanakan oleh teater Eska sendiri atau lembaga lain baik dipesan atau dengan cara suka rela, menjadi panitia kegiatan festival seni, menerima tamu/menjadi panitia pementasan kelompok seni/teater di IAIN atau di tempat lain, menjadi pendamping kegiatan seni, menjadi juri lomba, pentas pendek di hadapan mahasiswa baru, happening art, dan lain-lain.
LPM ARENA
LPM ARENA adalah satu di antara
300-an organisasi pers mahasiswa Indonesia. Usianya terbilang tua dan
telah mendapat apresiasi cukup luas. Di dalam negeri, ARENA diakui
sebagai salah satu elemen dan basis gerakan mahasiswa yang pro
demokrasi, di samping sebagai kelompok aktifis pers-jurnalis.
Sementara pengakuan dari masyarakat internasional antara lain datang dari University of Malaya-Malaysia, Cambridge University Australia, sebuah universitas di Kanada, dan International Federation of Journalist (IFJ) melalui keanggotaan sebagian kru Arena dalam The Alliance of Independent Journalist (AJI).
Dalam perjalanannya ARENA sempat tersandung batu kekuasaan. Kopkamtib pernah melarang ARENA terbit selama 8 bulan karena dianggap mengipasi suasana panas menjelang sidang MPR tahun 1978, dan dalam tahun yang sama DEMA dibubarkan dari Perguruan Tinggi di Indonesia. Pembubaran ini mengancam keberlangsungan ARENA yang waktu itu masih dalam koordinasi DEMA.
Pada tahun 1988 Pangdam IV Diponegoro turun tangan, Pemimpin Umum ARENA waktu itu, Imam Aziz, mendapat teguran keras berkenaan dengan reportase ARENA Nomor 1 Tahun 1988 tentang Waduk Kedung Ombo yang saat itu belum dilirik pers umum. Lalu pada penerbitan ARENA No. 2/1988 pihak rektorat memaksa ARENA untuk memblok dua halaman tulisan Arief Budiman tentang ketimpangan regenerasi ORBA. Guncangan kembali melanda ARENA saat No. 1/1993 mengangkat Bisnis Keluarga Presiden sebagai laporan utamanya. Akhirnya tanpa kompromi rektor IAIN Sunan Kalijaga saat itu membredel majalah ARENA dengan SK No. IN/I/R/PP003/93 tertanggal 18 Mei 1993. Pembredelan ini menyulut aksi solidaritas dari berbagai kalangan, meskipun tidak mendapat tanggapan yang positif. Akhirnya ARENA baru bisa terbit lagi dengan biaya sendiri tahun 1995 dengan laporan tentang Kilang Minyaknya Probosutedjo di Probolinggo-Jawa Timur. Edisi ini pun sempat mendapat teguran pihak Rektorat. Ketegangan antara ARENA dan Rektorat ini akhirnya mencair setelah tuntutan Rektor dipenuhi ARENA dengan mengubah nama, struktur dan keorganisasian ARENA.
Meskipun banyak mengalami hambatan dan ujian, namun semua itu tidak menjadikan tradisi menulis dan kekritisan pengelolanya surut. ARENA pernah menjadi juara pada lomba penerbitan pers mahasiswa se Indonesia yang diselenggarakan ISAI (1977) dan dalam era puncaknya pernah menjadi majalah bulanan mahasiswa dengan oplah 5000 eksemplar (1975-1977), bahkan Gunawan Mohammad pun menjuluki ARENA sebagai TEMPO Kecil (1977) .
Sebagai lembaga pers mahasiswa, ARENA membawa misi sebagai media komunikasi antar mahasiswa, penuh kreasi, pembawa aspirasi mahasiswa dan sebagai media kontrol. Oleh karena itu, ARENA senantiasa berpegang pada cita-cita Perguruan Tinggi selaku pusat pemberdayaan masyarakat dan sumber daya manusia.
Untuk merealisasikan misi diatas, ARENA menerbitkan beberapa media, diantaranya: Majalah ARENA ”Kancah Pemikiran Alternatif”, Newsletter SLILIT ”Jelas dan Mengganjal”, Jurnal KANCAH ”Arena Berpikir Kreatif, serta buku-buku tentang jurnalistik dan gerakar mahasiswa.
Di samping itu, untuk mencapai target sumber daya manusia yang dinamis, kritis dan profesional, maka ARENA juga melaksanakar. pendidikan, pelatihan, pengembangan dan advokasi dengan orientasi kepada pemberdayaan anggota, mahasiswa, dan masyarakat secara umun: Untuk tujuan ini kegiatan-kegiatan yang dilakukan antara lain adalah Training dan pelatihan, Workshop dan Research, Networking (Menjalin Kerjasama dengan Organisasi Lain), Serta Diskusi Rutin dan Bedah Buku
Sementara pengakuan dari masyarakat internasional antara lain datang dari University of Malaya-Malaysia, Cambridge University Australia, sebuah universitas di Kanada, dan International Federation of Journalist (IFJ) melalui keanggotaan sebagian kru Arena dalam The Alliance of Independent Journalist (AJI).
Dalam perjalanannya ARENA sempat tersandung batu kekuasaan. Kopkamtib pernah melarang ARENA terbit selama 8 bulan karena dianggap mengipasi suasana panas menjelang sidang MPR tahun 1978, dan dalam tahun yang sama DEMA dibubarkan dari Perguruan Tinggi di Indonesia. Pembubaran ini mengancam keberlangsungan ARENA yang waktu itu masih dalam koordinasi DEMA.
Pada tahun 1988 Pangdam IV Diponegoro turun tangan, Pemimpin Umum ARENA waktu itu, Imam Aziz, mendapat teguran keras berkenaan dengan reportase ARENA Nomor 1 Tahun 1988 tentang Waduk Kedung Ombo yang saat itu belum dilirik pers umum. Lalu pada penerbitan ARENA No. 2/1988 pihak rektorat memaksa ARENA untuk memblok dua halaman tulisan Arief Budiman tentang ketimpangan regenerasi ORBA. Guncangan kembali melanda ARENA saat No. 1/1993 mengangkat Bisnis Keluarga Presiden sebagai laporan utamanya. Akhirnya tanpa kompromi rektor IAIN Sunan Kalijaga saat itu membredel majalah ARENA dengan SK No. IN/I/R/PP003/93 tertanggal 18 Mei 1993. Pembredelan ini menyulut aksi solidaritas dari berbagai kalangan, meskipun tidak mendapat tanggapan yang positif. Akhirnya ARENA baru bisa terbit lagi dengan biaya sendiri tahun 1995 dengan laporan tentang Kilang Minyaknya Probosutedjo di Probolinggo-Jawa Timur. Edisi ini pun sempat mendapat teguran pihak Rektorat. Ketegangan antara ARENA dan Rektorat ini akhirnya mencair setelah tuntutan Rektor dipenuhi ARENA dengan mengubah nama, struktur dan keorganisasian ARENA.
Meskipun banyak mengalami hambatan dan ujian, namun semua itu tidak menjadikan tradisi menulis dan kekritisan pengelolanya surut. ARENA pernah menjadi juara pada lomba penerbitan pers mahasiswa se Indonesia yang diselenggarakan ISAI (1977) dan dalam era puncaknya pernah menjadi majalah bulanan mahasiswa dengan oplah 5000 eksemplar (1975-1977), bahkan Gunawan Mohammad pun menjuluki ARENA sebagai TEMPO Kecil (1977) .
Sebagai lembaga pers mahasiswa, ARENA membawa misi sebagai media komunikasi antar mahasiswa, penuh kreasi, pembawa aspirasi mahasiswa dan sebagai media kontrol. Oleh karena itu, ARENA senantiasa berpegang pada cita-cita Perguruan Tinggi selaku pusat pemberdayaan masyarakat dan sumber daya manusia.
Untuk merealisasikan misi diatas, ARENA menerbitkan beberapa media, diantaranya: Majalah ARENA ”Kancah Pemikiran Alternatif”, Newsletter SLILIT ”Jelas dan Mengganjal”, Jurnal KANCAH ”Arena Berpikir Kreatif, serta buku-buku tentang jurnalistik dan gerakar mahasiswa.
Di samping itu, untuk mencapai target sumber daya manusia yang dinamis, kritis dan profesional, maka ARENA juga melaksanakar. pendidikan, pelatihan, pengembangan dan advokasi dengan orientasi kepada pemberdayaan anggota, mahasiswa, dan masyarakat secara umun: Untuk tujuan ini kegiatan-kegiatan yang dilakukan antara lain adalah Training dan pelatihan, Workshop dan Research, Networking (Menjalin Kerjasama dengan Organisasi Lain), Serta Diskusi Rutin dan Bedah Buku
KSR PIM Unit VII IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
KSR PIM Unit VII IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
merupakan salah satu unit kegiatan mahasiswa (UKM) di lingkungan IAIN
Sunan Kalijaga dan Unit ke-7 di lingkungan KSR PMI cabang Kota
Yogyakarta.
KSR PMI merupakan organisasi non-profit yang bergerak dalam bidang
sosial kemanusiaan dibawah koordinasi Palang merah Indonesis. Keberadaan
KSR PIM Unit VII IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta ini ditetapkan melalui
SK Rektor IAIN Sunan Kalijaga No. 59 tahun 1995 tentang pengesahan
pengurus KSR PMI Unit VII IAIN Sunan Kalijaga tanggal 11 Juli 1995. KSR
PIM Unit VII IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta ini adalah status baru dari
status lamanya yaitu KSR PIM Unit I Kelompok IAIN Sunan Kalij aga
Yogyakarta.
Misi dari KSR PMI ini adalah meningkatkan
kemampuan berorganisasi, meningkatkan kemampuan ke-PMI-an dan
Keintelektualan serta sosialisasi peran dan fungsi KSR terhadap
masyarakat. Untuk mendukung dan menyukseskan misinya ini,
kegiatan-kegiatan dalam KSR PMI dapat dikategorikan menj adi dua, yaitu
pendidikan-pelatihan dan aktifitas sosial-kemasyarakatan.
Pendidikan dalam KSR PMI ini dilakukan dengan model "Pendidikan dan
Latihan", karena meliputi materi dan praktek dalam setiap tahapannya.
Dengan model ini peserta akan dapat menguasai ilmu pertolongan pertama
dan kepalangmerahan secara teoritis dan aplikatif. Tahap-tahap
pendidikan yang diberikan dalam KSR PMI ini meliputi beberapa tahap,
yaitu Tahap Pra-Diklat, Tahap Kenal Medan, Tahap Pemagangan, Tahap Gladi
Lapangan dan Pelantikan, serta Tahap Spesialisasi (Pendidikan Tingkat
Lanjut).
Sebagai ujung tombak relawan PMI di Lingkungan Kota Yogyakarta, KSR PMI
Unit VII IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta berusaha untuk dapat memberikan
pelayanan terbaik kepada masyarakat. Aktifitas aktifitas yang
berhubungan dengan hal ini antara lain adalah Pelayanan Pertolongan
Pertama (PPPK dan P3B) 24 jam; Layanan informasi donor darah (24 jam);
aksi donor darah (per 3 bulan); pemeriksaan golongan darah; pelayanan
medis kepada civitas akademika dan masyarakat umum; Pembinaan PMR di
beberapa sekolah (PMR MTsN Lab. Fak. Tarbiyah IAIN, PMR WIRA MAN Lab.
Fak. Tarbiyah “IAIN, PMR WIRA MA Mu”allimat); Sosialisasi Pertolongan
Pertama dan CBFA (Community, Based First Aid) kepada masyarakat melalui
berbagai pelatihan beberapa organisasi ekstra kampus dan organisasi
kepemudaan di Jogjakarta; Sosialisasi Hukum Perikemanusiaan
Internasional (HPI) melalui mediamedia massa; dan Bakti sosial.
Selain kegiatan-kegiatan rutin tersebut, KSR PMI Unit VII IAIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta juga menyelenggarakan berbagai event kegiatan, baik
dalam skala lokal maupun nasional, di antaranya :
1.Diklat Single Rape Technique se-Wilayah B (Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Barat dan Kalimantan)
2.Bhakti KSR PMI Unit Perguruan Tinggi se-Indonesia
3.Kursus DiseminatoHukum PerikemanusiaaaInternasional se-Wilayah B
4.Red Cross Expo 2003
5.Seminar dan Lokakarya Nasional KSR PMI Unji Perguruan Tinggi
UKM Olah Raga
Olah raga merupakan aktifitas
yang tidak dapat dilepaskan dalam kehidupan keseharian manusia. Hal
tersebut tidak mengherankan karena di samping menjadi unsur esensial
dalam menjaga kesehatan dan kebugaran manusia. Dalam dunia olah raga
juga terkandung unsur-unsur lain yang tidak boleh dianggap kecil, yaitu
sebagai wahana bagi prestasi dan prestise. Dari sinilah kemudian muncul
kesadaran untuk membentuk satu wadah pembinaan dan pengembangan bakat
bidang olah raga ini.
UKM Olah Raga di IAIN Sunan Kalijaga merupakan salah satu unit kegiatan kemahasiswaan tingkat institut yang bersifat otonom dan bisa diikuti oleh para mahasiswa yang berminat dan bersedia mengasah bakat dan kreatifitasnya di bidang ini. UKM olah raga yang berada di IAIN Sunan Kalijaga ini secara khusus berkosentrasi kepada empat cabang olah raga, yaitu bulu tangkis, sepak bola, tenis meja dan bola voli. Keberadaan UKM olah raga dengan empat cabang olah raga tersebut ditetapkan berdasarkan SK. Rektor IAIN Sunan Kalijaga No. 29 tahun 2000 tanggal 20 Maret 2000.
Sebelumnya, pada sekitar tahun 1990, UKM bidang olah raga ini digabung dengan bidang seni dalam UKM ORSENI yang memuat bidang Taekwondo, Paduan Suara, Bulu Tangkis, Tenis Mej a, Sepak Bola dan Voli. Pada tahun 2000 bidang Taekwondo dan Paduan Suara menjadi UKM yang tersendiri dam otonom.
Dalam perjalanannya, keempat cabang olah raga dalam UKM olah raga ini telah menggondol berbagai prestasi dan penghargaan. Di antara prestasi yang pernah dicapai tersebut adalah :
1. Bulu Tangkis
1. Juara III beregu "Piala Sudirman" PTN/PTS se DIY di IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta tahun 1995
2. Juara II STIE TKPN Cup se-Jawa Tengah tahun 1996
3. Juara I Tunggal putra dan Juara II Tunggal putri serta juara III ganda putra kejuaraan bulu tangkis antar civitas akademika IAIN Sunan Kalijaga tahun 2000
4. Juara II dan III tunggal putra dan putri serta juara I ganda putra invitasi olah raga antar PTI/SMU se-DIY di IAIN Sunan Kalijaga tahun 2002
2. Tenis Meja
1. Juara I tunggal putra dwi-windu KOPMA IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (Trophy Sri Sultan Hamengkubuwono X) pada tahun 1998
2.Juara I ganda putra invitasi olah raga antar PTI/SMU se DIY di IAIN Sunan Kalij aga Yogyakarta tahun 2002
3. Juara I, II, III tunggal putra KOPMANIA SPORT IAIN Sunan Kalij aga tahun 2004
4. Juara II tunggal putra dan putri antar UKM se DIY di INSTIPER Yogyakarta tahun 2002
3. Sepak Bola
1. Juara Umum pada turnamen sepak bola antar Fakultas Agama Islam se DIY di UII tahun 2001
4. Bola Voli
1. Juara III pada invitasi olah raga antar PTI/SMU se DIY di IAIN Sunan Kalijaga tahun 2002
UKM Olah Raga di IAIN Sunan Kalijaga merupakan salah satu unit kegiatan kemahasiswaan tingkat institut yang bersifat otonom dan bisa diikuti oleh para mahasiswa yang berminat dan bersedia mengasah bakat dan kreatifitasnya di bidang ini. UKM olah raga yang berada di IAIN Sunan Kalijaga ini secara khusus berkosentrasi kepada empat cabang olah raga, yaitu bulu tangkis, sepak bola, tenis meja dan bola voli. Keberadaan UKM olah raga dengan empat cabang olah raga tersebut ditetapkan berdasarkan SK. Rektor IAIN Sunan Kalijaga No. 29 tahun 2000 tanggal 20 Maret 2000.
Sebelumnya, pada sekitar tahun 1990, UKM bidang olah raga ini digabung dengan bidang seni dalam UKM ORSENI yang memuat bidang Taekwondo, Paduan Suara, Bulu Tangkis, Tenis Mej a, Sepak Bola dan Voli. Pada tahun 2000 bidang Taekwondo dan Paduan Suara menjadi UKM yang tersendiri dam otonom.
Dalam perjalanannya, keempat cabang olah raga dalam UKM olah raga ini telah menggondol berbagai prestasi dan penghargaan. Di antara prestasi yang pernah dicapai tersebut adalah :
1. Bulu Tangkis
1. Juara III beregu "Piala Sudirman" PTN/PTS se DIY di IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta tahun 1995
2. Juara II STIE TKPN Cup se-Jawa Tengah tahun 1996
3. Juara I Tunggal putra dan Juara II Tunggal putri serta juara III ganda putra kejuaraan bulu tangkis antar civitas akademika IAIN Sunan Kalijaga tahun 2000
4. Juara II dan III tunggal putra dan putri serta juara I ganda putra invitasi olah raga antar PTI/SMU se-DIY di IAIN Sunan Kalijaga tahun 2002
2. Tenis Meja
1. Juara I tunggal putra dwi-windu KOPMA IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (Trophy Sri Sultan Hamengkubuwono X) pada tahun 1998
2.Juara I ganda putra invitasi olah raga antar PTI/SMU se DIY di IAIN Sunan Kalij aga Yogyakarta tahun 2002
3. Juara I, II, III tunggal putra KOPMANIA SPORT IAIN Sunan Kalij aga tahun 2004
4. Juara II tunggal putra dan putri antar UKM se DIY di INSTIPER Yogyakarta tahun 2002
3. Sepak Bola
1. Juara Umum pada turnamen sepak bola antar Fakultas Agama Islam se DIY di UII tahun 2001
4. Bola Voli
1. Juara III pada invitasi olah raga antar PTI/SMU se DIY di IAIN Sunan Kalijaga tahun 2002
Taekwondo
Awal tahun 1997, stand pertama penerimaan anggot baru untuk olah raga
beladiri ini dibuka di IAIN Sunan Kalijaga oleh Abdul Ghafur, S.Ag
sebagai ketua. Pada perempat tahun 1998, Tae Kwon Do makin mendapat
sambutan hangat dari kalangan mahasiswa di bawah pimpinan Muhaimin S.Ag,
tetapi keberadaannya tidak resmi terdaftar sebagai sebuah Unit Kegiatan
Mahasiswa.
Tahun 1999 tepatnya tanggal 1 April, Taekwondo IAIN resmi sebagai Unit Kegiatan Mahasiswa dibawah naungan UKM Orseni (olah raga dan seni), dengan Andi Firzandi sebagai ketua. Baru pada penghujung tahun 1999, Taekwondo IAIN Sunan Kalijaga resmi menjadi unit kegiatan mahasiswa (UKM) yang independen dan tidak lagi berada di bawah naungan UKM Orseni.
Hingga saat ini (2004) Taekwondo IAIN dalam usianya yang relatif masih muda, telah mengikuti berbagai kompetisi Taekwondo baik lokal maupun nasional dan berhasil masuk menjadi salah satu juara dalam kompetisi tersebut. Diantaranya memperoleh medali perak dalam kejuaraan nasional Taekwondo antar mahasiswa se-Indonesia pada Oktober 2003 di Surabaya, medali perak dan perunggu juga berhasil direbut dalam kejuaraan Taekwondo antar mahasiswa se Jateng & DIY di Universitas Sanata Dharma pada Desember 2003, selain itu beberapa anggota Taekwondo IAIN tercatat sebagai atlit Daerah. Semua itu berkat kegigihan para Taekwondoin IAIN itu sendiri untuk mengukir prestasi dan juga berkat dorongan pelatih yang senantiasa mencurahkan yang terbaik bagi kemajuan Taekwondo IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Tahun 1999 tepatnya tanggal 1 April, Taekwondo IAIN resmi sebagai Unit Kegiatan Mahasiswa dibawah naungan UKM Orseni (olah raga dan seni), dengan Andi Firzandi sebagai ketua. Baru pada penghujung tahun 1999, Taekwondo IAIN Sunan Kalijaga resmi menjadi unit kegiatan mahasiswa (UKM) yang independen dan tidak lagi berada di bawah naungan UKM Orseni.
Hingga saat ini (2004) Taekwondo IAIN dalam usianya yang relatif masih muda, telah mengikuti berbagai kompetisi Taekwondo baik lokal maupun nasional dan berhasil masuk menjadi salah satu juara dalam kompetisi tersebut. Diantaranya memperoleh medali perak dalam kejuaraan nasional Taekwondo antar mahasiswa se-Indonesia pada Oktober 2003 di Surabaya, medali perak dan perunggu juga berhasil direbut dalam kejuaraan Taekwondo antar mahasiswa se Jateng & DIY di Universitas Sanata Dharma pada Desember 2003, selain itu beberapa anggota Taekwondo IAIN tercatat sebagai atlit Daerah. Semua itu berkat kegigihan para Taekwondoin IAIN itu sendiri untuk mengukir prestasi dan juga berkat dorongan pelatih yang senantiasa mencurahkan yang terbaik bagi kemajuan Taekwondo IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
al-Mizan
UKM ini terbentuk atas bergabungnya dua komunitas, yakni
Jam’iyyah al-Qurra’ Al-Mizan yang berada dibawah
naungan BEM Fakultas Syari”ah dan Halaqah Hifzh
al-Qur’an yang berada dibawah naungan BEMJ Tafsir
Hadis-Ushuluddin. Pada tanggal 28 Oktober 1998 kedua komunitas ini
bersatu menjadi Jam’iyyah Qurra’ wa al-Huf fazh
”ALMIZAN” dengan tiga divisi, yaitu divisi
tilawah, divisi tahfizh dan divisi tafhim. Pada masa kepengurusan
2001-2002, tiga divisi tersebut ditambah lagi satu divisi, yaitu divisi
kaligrafi. Sementara itu pada kepengurusan selanjutnya, yaitu masa
kepengurusan 2002-2003, divisi tafhim diubah namanya menjadi divisi
tafsir, dan pada kepengurusan 2003-2004 terjadi lagi penambahan divisi,
yaitu divisi shalawat yang sebelumnya merupakan bagian dari divisi
tilawah. Kelima divisi ini (Tilawah, tahfizh, tafsir, kaligrafi dan
shalawat) masih bertahan hingga masa kepengurusan 2004-2005 ini.
JQH al-Mizan memiliki visi "Terciptanya masyarakat Kampus yang bernuansa Qur’ani serta misi membentuk kepribadian mahasiswa yang ber-akhlakul karimah dan berwawasan Qur”ani. Untuk menyukseskan visi dan misi tersebut, JQH Al, Mizan mengadakan berbagai kegiatan yang mendukung selain latihan rutin. Kegiatan-kegiatan tersebut antara lain adalah Pendidikan dan pelatihan, studi komparatif ke lembaga-lembaga pengembangan AlQur”an, mengadakan MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur’an) untuk beberapa cabang perlombaan, Sima’an Al-Qur’an setiap 2 bulan sekali, Haflah Tilawatil Qur’an, Bedah buku dan kitab tafsir, pameran kaligrafi Arab serta pentas shalawat yang biasa diselenggarakan saal milad JQH Al-Mizan.
Dalam perkembangannya, JQH Al-Mizan telah menghasilkan berbagai prestasi, antara lain Juara I Kaligrafi cabang dekorasi dalam MTQ mahasiswa tingkat nasional di Unpad, Juara Harapan I Syarhil Qur’an dalam MTQ mahasiswa tingkat nasional di Unpad, juara umum shalawat dalam festival Internasional Walisongo tahun 2002, dan lain-lain.
JQH al-Mizan memiliki visi "Terciptanya masyarakat Kampus yang bernuansa Qur’ani serta misi membentuk kepribadian mahasiswa yang ber-akhlakul karimah dan berwawasan Qur”ani. Untuk menyukseskan visi dan misi tersebut, JQH Al, Mizan mengadakan berbagai kegiatan yang mendukung selain latihan rutin. Kegiatan-kegiatan tersebut antara lain adalah Pendidikan dan pelatihan, studi komparatif ke lembaga-lembaga pengembangan AlQur”an, mengadakan MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur’an) untuk beberapa cabang perlombaan, Sima’an Al-Qur’an setiap 2 bulan sekali, Haflah Tilawatil Qur’an, Bedah buku dan kitab tafsir, pameran kaligrafi Arab serta pentas shalawat yang biasa diselenggarakan saal milad JQH Al-Mizan.
Dalam perkembangannya, JQH Al-Mizan telah menghasilkan berbagai prestasi, antara lain Juara I Kaligrafi cabang dekorasi dalam MTQ mahasiswa tingkat nasional di Unpad, Juara Harapan I Syarhil Qur’an dalam MTQ mahasiswa tingkat nasional di Unpad, juara umum shalawat dalam festival Internasional Walisongo tahun 2002, dan lain-lain.
Gita Savana
Gita Savana merupakan organisasi kemahasiswaan yang berada di lingkungan IAIN Sunan kalijaga Jogjakarta yang bergelut dalam seni paduan suara. Pada awalnya UKM ini merupakan bagian dari UKM Orseni (Olah Raga dan Seni) dengan nama Keluarga Besar Paduan Suara Mahasiswa (KBPSM) IAIN Sunan KalijagaYogyakarta.Setelah tiga Iahun perjalanan KBPSM dan terjadi dua kali pergantian kepengurusan, akhirnya KBPSM berubah status menj adi UKM tersendiri menjadi PSM (Paduan Suara Mahasiswa). Perubahan status ini secara resmi terjadi pada tanggal 19 April 1999 yang ditandai dengan Surat Keputusan Rektor IAIN Sunan Kalijaga No. 49 tahun 1999. Nama Gita Savana yang dipakai sebagai identitas UKM PSM ini mengandung arti hamparan nada; dengan arti bahwa UKM PSM merupakan kumpulan suara yang memiliki nada berbeda-beda namun teramu dalam satu lagu menjadi hamparan suara yang teratur dan enak dinikmati.
Setelah dua tahun perjalanannya, UKM PSM ”Gita Savana” mulai mencoba membentuk format yang jelas dan meningkatkan konstruksi seni paduan suara yang lebih terprogram dan terarah yang tidak hanya mampu dipentaskan untuk acara seremonial institut, namun juga layak untuk dipentaskan di luar kampus di hadapan khalayak ramai. Hal ini sesuai dengan visi dan misi berdirinya UKM PSM yang tidak hanya untuk mengembangkan potensi olah vokal paduan suara, namun juga menjadikan paduan suara mahasiswa sebagai konspirasi dan dinamika tabligh syiar Islam melalui seni suara.
Kegiatan rutin UKM PSM Gita Savana yang selama ini berlangsung adalah penampilannya dalam acara-acara seremonial institut seperti dalam penerimaan mahasiswa baru (PMB) setiap tahunnya, dalam acara wisuda, Dies Natalis IAIN Sunan Kalijaga, Upacara-upacara dan yang sejenisnya. Lain dari itu, UKM PSM Gita Savana juga menerbitkan Savana news sejak 19 April 2003 sampai sekarang secara berkala setiap 2 bulan sekali.
Selain kegiatan-kegiatan rutin tesebut, UKM PSM Gita Savana juga banyak melakukan pentas yang lain, baik dalam skala lokal maupun nasional; misalnya dalam konser kolaborasi mendukung perdamaian bangsa tanggal 27 Juli 2001 di gedung Societet Yogyakarta, Pembukaan pameran lukisan “Asedn Spiritual Art” tanggal 27 Juli 2001 di museum Afandi Yogyakarta, Pentas Antar Agama di Auditorium Universitas Duta Wacana Yogyakarta tanggal 22 November 2001, pembuatan video klip untuk acara perdamaian antar agama yang ditayangkan Indosiar tanggal 10 Maret 2002, dan berbagai pentas serta kegiatan yang lainnya.
UKM Studi dan Pengembangan Bahasa Asing
UKM Studi dan Pengembangan Bahasa Asing adalah UKM termuda yang ada di lingkungan IAIN Sunan Kalij aga Yogyakarta. Dengan misi utama mengembangkan bi”ah lughawiyah UKM ini berdiri tanggal 12 September 1999, meskipun saat itu belum mendapat SK Rektor, sehingga untuk sementara berbagai kegiatannya dipusatkan di serambi masjid IAIN Sunan Kalijaga. Baru pada pertengahan tahun 2000 UKM SPBA ini secar, resmi mendapatkan SK dan Kantor Sekretariat.Awalnya UKM ini bernama UKM Bahasa Asing, namun pada saar musyawarah anggota tahun 2003, terjadi kesepakatan untuk mengubah nama menjada UKM Studi dan Pengembangan Bahasa Asing (SPBA) untuk lebih menggambarkan kegiatan dan tujuan dari dibentuknya UKM ini.
Pada waktu pertama kali berdiri, UKM ini memiliki tiga departemen, yaitu Departemen Bahasa Inggris, Arab dan Perancis Beberapa program yang saat ini berjalan adalah :
1. Departemen Bahasa Inggris: Sunday Evening Meeting, Translatior English Dub, English Corner, Discussion with Native Speakei
2. Watching Movies, dan Learning Grammar and Vocabularies. Selain itu ada program yang sifatnya “keluar” seperti Language Travelling, Study Comparative, serta mengembangkan network ke berbagai lembaga dan kursus bahasa yang ada di Yogyakarta seperti EDSA (UNY), HMJ BSI (Univ Sanata Dharma), Balairung UGM, IEC, CMC, EF, HMABSI (Himpunan Mahasiswa dan Sastra Inggris), dan lain-lain.
3.Departemen Bahasa Arab : Zawiyatul Lughah al-Maidu’iyyah, Lailah Mughamarah, Muhadasatu Ma’a Nathiq al-Ashli, Ta”ammiqu al-Qawa’id al-‘Arabiyyah, Musyahadatu Tilfaz wa Bastuhu, Sima”at min Syarith al Lughawy, Firqoh Tarjamah, dan Rihlah Lughawiyah. Departeman ini juga menjalin kerja sama dengan BEMJ pendidikan bahasa Arab, BEMJ Bahasa dan Sastra Arab, BEMJ bahasa Arab (Fakultas Islam Universitas Ahmad Dahlan), HMJ bahasa Arab ABAYO, IMABA (Ikatan Masyarakat Asia Barat) UGM, HMJ Bahasa dan Sastra Arab STAIN Malang, Pusat Bahasa UIN, LABFA dan lain-lain.
4.Departemen Pers: Penerbitan Majalah Nailofar, Penerbitan Buletin “Lingua” sebulan sekali sejak periode 2004-2005, penerbitan majalah dinding shautul ushfur dua minggu sekali, juga training jurnalistik.
Jama'ah Cinema Mahasiswa (JCM)
1.IntroductionJama’ah Cinema Mahasiswa (JCM) Kine Club IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta adalah Unit kegiatan non-profit yang mewadahi peminat, penggembangan dan pengamat Cinema yang terdiri dari individu yang concern dan peduli terhadap perkembangan cinema dan budaya dalam masyarakat. JCM didirikan pada tanggal 29 Oktober 1993, dan diresmikan menjadi UKM dengan SK rektor IAIN Sunan kalijaga pada tanggal 17 Oktober 1997, serta resmi menjadi anggota SENAKK (Sekretariatan Nasional Kine Club Indonesia) pada 01 Desember 1997.
2.Dua Langkah Strategis Yang ditempuh JCM Adalah :
a.Kepada masyarakat umumnya dan Mahasiswa khususnya dalam bentuk kampaye serta pendidikan kesadaran bermedia. Baik lewat program pelatihan, workshop, diskusi dan apresiasi karya sinematografi maupun dengan memutar film-film alternatif atau film seni dan juga film hiburan.
b.Kepada pelaku perfilman dalam bentuk penghargaan yang memacu idealisme dan kreatifitas mereka . untuk ini JCM mempunyai program khusus berupa pemberian nugrah (penghargaan) ”Su’alik award” kepada sudradara atau sineas indonesia yang (menurut 1CM) dian22ap telah mampu menghasilkan film-film berkualitas.
3.Tujuan Jama”ah Cinema Mahasiswa (JCM)
a.Terciptanya proses komunikasi dialogis antara sineas, aktor dan penonton film, baik yang terwadahi dalam kine dub maupun di luar.
b.Mensosialisasi pentingnya media filmatai cinema bagi kehidupan dan budaya sebuah bangsa dengan menj adikan film sebagai teks yang sudah semestinya harus dikaji dan didiskusikan.
c.Tranformasi wacana tentang urgensi perfilman dalam pemberdayaan civil siciaty dikalangan masyarakat kampus dan masyarakat umumnya.
d.Mentradisikan budaya kritis terhadap perkembangan media perfilman ditengah-tengah kehidupan berbangsa agar tidak terjebak dalam perselisiahan.
e.Mengakumulasi ide, pikiran dan semangat baru dalam usaha pengembangan perfilman Indonesia, menuju sinema yang berorientasi pada pemberdayaan masyarakat.
f.Membedah kualitas film Indonesia sebagai upya menjadikan film Indonesia ke arah yang lebih berkualitas
Film bukan sekedar hasil karya seni secara kolektif, tetapi film adalah media komunikatif yang sangat penting dan efektif dibanding media komunikasi lainnya. Karena film merupkan satu-satunya seni yang mampu mewakili (representatif) kompleksitas zaman ini. Film ini juga mewakili nafsu kita yang hampir tanpa batas, pertempuran ide, teknologi, transformasi dan pertempuran uang-pun ada dalam film.
Kegiatan-kegiatan Jama’ah Cinema Mahasiswa (JCM) Kine Club UIN Sunan kalijaga Yogyakarta adalah :
1.Yang sudah dilaksanakan :
a.Apresiasi film setiap minggu.
b.Pekan pemutaran dan bedah Film "Novel Tanpa Huruf "R" bekerja sama dengan Tit”s Producti Jakarta. Sutradara : Aria kusuma dewa
2.Yang akan dilaksanakan :
a.Workshop dan produksi film pada tanggal 21-31 Oktober 2004
b.Mengadakan perpustakaan Sinema
c.Seminar perfilman
d.Diskusi-diskusi publik
e.Apreasiasi Film
f.Pemutaran film INDI (Independent) di kampus.