KampungBlog.com - Kumpulan Blog-Blog
Indonesia

Welcome

http://djolodoen.blogspot.com/

My site

http://djolodoen.blogspot.com/

Enjoy

http://djolodoen.blogspot.com/

This site

http://djolodoen.blogspot.com/

Thaks visit me

http://djolodoen.blogspot.com/

Terima kasih anda telah sudi berkunjung ke situs kami,mohon kritik saran atau komentar anda!

Sabtu, 10 November 2012

Selasa, 06 November 2012

Kemahasiswaan UIN suka

CEPEDI

CEPEDI adalah nama perguruan pencak silat yang diajarkan oleh Eyang Citro Mangkunegoro kepada murid utamanya Almaghfurlah Muhammad Zein di Dagen Yogyakarta pada tanggal 17 September 1922, kemudian disebarkan oleh putranya, yaitu Bapak Subhi Zein MZ di daerah Semarang. Dari Semarang pencak silat ini disebarkan oleh Bapak Drs. Kasturi Al-Asady di Yogyakarta sejak 9 September 1971 dan berpusat di IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta sebagai salah satu Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Pertama dan tertua di IAIN Sunan Kalijaga Jogjakarta. Prinsip CEPEDI adalah Trilogi Cepedi, yaitu cepat, tepat dan mantap (cepat bertindak, tepat dalam sasaran dan mantap dalam gerakan). Disamping itu CEPEDI memiliki visi dan orientasi sebagai berikut : 1) CEPEDI sebagai sarana olah raga dan seni, 2) CEPEDI sebagai sarana alat untuk meraih prestasi, 3) CEPEDI sebagai sarana dakwah.
Untuk menunjang kegiatan berlatih dan mencapai prestasi, PPS CEPEDI memiliki beberapa sarana dan pra-sarana yang cukup lengkap dan dapat dikatakan perguruan pencak silat yang memiliki perlengkapan terlengkap di Jogjakarta. Di antara peralatan itu adalah : satu set matras (100 karpet) dengan ukuran 10 x 10 meter, seperangkat lampu pertandingan, sand sack, target, body protector, skipping, track sando, golok, durit, dan alat-alat pendukung lainnya.
Untuk meningkatkan kualitas PPS CEPEDI, maka setiap penerimaan siswa baru mereka diwajibkan untuk mengikuti DIKLATSAR (Pendidikan dan Latihan Dasar). Selanjutnya untuk mengetahui sejauh mana siswa menyerap dan memahami ilmu yang telah diajarkan, maka setiap 6 bulan sekali diadakan UKS (Ujian Kenaikan Sabuk) yang sebelumnya didahului dengan kegiatan Long March yang menempuh jarak minimal 25 kilometer. Disamping itu juga dilaksanakan Latihan Alam yang bertujuan untuk mengembangkan kepekaan siswa berlatih di alam bebas sekaligus refreshing.
Selanjutnya PPS CEPEDI juga mengadakan pertandingan persahabatan dengan berbagai aliran pencak silat, khususnya yang ada diYogyakarta. Di samping itu untuk menyalurkan bakat, kreatifitas dan kemampuan selama latihan, diadakan kejuaraan Muhammad Zein Cup setiap setahun sekali yang merupakan event besar dan diikuti oleh seluruh cabang PPS. CEPEDI dan Perguruan Pencak Silat lainnya.
Dalam perjalanannya sebagai UKM di IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, PPS CEPEDI telah banyak menorehkan prestasi. Di antara prestasi-prestasi tersebut yang cukup menonjol misalnya 2 medali emas dan 1 perak dalam Kejuaraan IPSI Kodya DIY di Bina Manggala Yogyakarta tahun 1998, Juara Umum I dalam Muhammad Zein Cup I se DIY dan Jateng yang diikuti seluruh PPS CEPEDI dan LPSNU Pagar Nusa tahun 2000, Juara I Seleksi Atlit Cabang tahun 2001, juga masuk dalam tim PORSENI DIY tingkat tunggal putra Pencak Silat Seni Nasional di Jakarta tanggal 7-14 Agustus 2004, dan berbagai prestasi yang lain.
PPS CEPEDI IAIN Sunan Kalijaga ini memiliki enam cabang perguruan, yaitu CEPEDI Cangkringan, CEPEDI MI Sultan Agung, CEPEDI Al-Munawwir Krapyak, CEPEDI SMU Ma’arif Malioboro, CEPEDI STM Ma’arif Wates, CEPEDI Boyolali Jawa Tengah.

Resimen Mahasiswa

Resimen Mahasiswa (MENWA) Baru merupakan satu wadah dalam rangka keikutsertaan pemuda, khususnya mahasiswa, dalam usaha-usaha pembelaan negara sebagai pengamalan UUD 1945 pasal 30 ayat 1 dan 2 yang didayagunakan ke dalam Sishankamrata sebagai komponen rakyat terlatih. Keberadaan MENWA dengan cirinya yang spesifik sebagai pejuang dan pemikir, sangat dirasakan manfaatnya dalam menunjang stabilitas dan dinamisasi kehidupan kampus.,
Sebagai aktualisasi dari arti penting tersebut maka melalui radiogram Menteri Koordinator Hankam No. 43/303/64 lahir instruksi tentang pembentukan MENWA. Untuk menindaklanjuti hal tersebut pada tanggal 19 April 1977 secara definitif dan administratif melalui keputusan Gubernur DIY No. KPTS.006/IV/1977 resmi berdiri Resimen Mahasiswa Mahakarta.
Pada tahun 1977 dididiklah beberapa anggota MENWA di Pusat Pendidikan Pertempuran untuk dibekali ilmu keprajuritan. Ketika itu baru lima mahasiswa yang lulus dalam pendidikan tersebut, di antaranya Dr. Aziz Ahmadi dan Drs. Bugung Nurlan Tanjung. Merekalah yang merupakan Yudha-Yudha perintis berdirinya MENWA IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Dan semenjak turunnya Juklak BinMenwa (SKB 3 Menteri ) tahun 1978, maka berdirilah MENWA Batalyon 3 IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta bersamaan dengan UGM (Batalyon 1), IKIP (Batalyon 2) dan UPN Veteran (Batalyon 4). Dalam perjalanannya Batalyon ini kemudian berubah menjadi Satuan.
Selanjutnya seiring dengan perjalanan sejarah bangsa di era reformasi, MENWA pun terkena imbasnya, salah satunya adalah sesuai Surat Edaran Depdiknas Direktorat Jenderal Pendidikan Perguruan Tinggi No. 2081/D/T/2000 tentang pemberdayaan MENWA di perguruan tinggi dan SKB tiga menteri serta otonomi daerah RI tanggal 11 Oktober 2002 No. KB/14/M/X/2002, No. 6/U/KB/2002 dan No. 39A tahun 2000 tentang pemberdayaan MENWA sepenuhnya diserahkan kepada masing­-masing Perguruan Tinggi. Oleh karena itu Satuan Menwa IAIN Sunan Kalijaga berubah menjadi UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) MENWA Baru. Menwa Baru dituntut untuk dapat mengaktualisasikan dirinya sebagai seorang pejuang pemikir dengan selalu menyelaraskan IQ, EQ dan SQ yang diperoleh dalam perkuliahan dalam rangka menunjang stabilitas dan dinamisasi kampus menuju tatanan yang kondusif dengan didukung oleh komponen kampus yang ada.
Secara umum kegiatan kegiatan yang dilaksanakan UKM Menwa Baru IAIN Sunan Kalij aga terbagi dalam bidang :
1. Pendidikan Kemenwaan, meliputi : Pendidikan Berjenjang seperti Pra pendidikan dasar (Pradiksar), Pendidikan dan Latihan Dasar (Diklatsar), Kursus Kader Pelaksana (Suskalak), Kursus Kader Pimpinan (Suskapin); dan Pendidikan Tambahan seperti Latihan Search and Rescue (SAR), Kursus Staf Dinas (KDS), Gladi Posko, Latihan Kepemimpinan Keputrian dan Kursus Pembinaan Mental
2. Penerangan dan Pengabdian Pada Masyarakat, meliputi: Pengajian Desa Binaan, Peringatan Hari Besar Islam/Nasional, Bakti Sosial, Pengadaan SIM Kolcktif, dan Kegiatan-kegiatan Keagamaan intern sepertiYasinan dm diskusi. “

KORDISKA

KORDISKA merupakan unit kegiatan mahasiswa IAIN yang kelahirannya diprakarsai oleh BKPM unit Koordinasi Kegiatan Pelayanan Masyarakat (UKKPM) pada tanggal 19 November 1989. Kehadiran Kordiska dilatarbelakangi oleh kegelisahan dan keprihatinan akan belum adanya kegiatan kemahasiswaan (secara kelembagaan) yang secara aplikatif langsung bersinggungan dengan masyarakat.,
Sebagai unit kegiatan kemahasiswaan, orientasi KORDISKA diarahkan untuk menj aring potensi mahasiswa dan memberikan alternatif penyelesaian permasalahan umat dalam berbagai bentuk kegiatan yang nyata, dan pada akhirnya mampu menciptakan iklim yang kondusif, ilmiah dan dinamis dalam keberagamaan masyarakat. Oleh karena itu prioritas kegiatannya diletakkan pada upaya peningkatan intelektualitas dan profesionalisme bidang dakwah dengan penguatan wacana keislaman dan skill managerial para kadernya melalui pelatihan-pelatihan, ketrampilan retorika dan jalinan kerja sama untuk mendampingi kegiatan keagamaan masyarakat.
Sebagai sebuah media transformasi sosial, KORDISKA memposisikan dirinya sebagai mitra dampingan masyarakat dengan kejelian membaca dan memetakan persoalan sosial dari dengan menjunjung tinggi perbedaan dan pluralitas yang menggejala dalam masyarakat. Dengan jargon Dakwah Transformatif Berwawasan Kebangsaan, KORDISKA berusaha mengibarkan bender,­kemanusiaan daz menghargai pluralita manusia. Visi KORDISKA sendiri adalah terbentuknya masyarakat yang toleran dan humanis dalam beragama, berbangsa dan bernegara; sementara misinya adalah menginternalisasikan dan mentransformasikan nilai-nilai Islam untuk mewujudkan manusia berdaya yang bisa membawa dirinya secara independen untuk mewujudkan tatanan masyarakat yang humanis.
Aktifitas KORDISKA secara umum terpolakan menjadi dua bidang, yaitu sebagai laboratorium dakwah dan sebagai pusat dakwah. Untuk menyukseskan kegiatan-kegiatannya, KORDISKA membentuk kantong-kantong pengelolaan yang berupa: Pengembangan Sumber Daya Warga (PSDW), Lembaga Studi Islam Pembebasan (L-SIP), Penerbitan, Bank da”i, Anak Asuh dan Pendampingan Desa. Pengiriman da’i dan melakukan kajian-kajian keislaman merupakan kegiatan rutin KORDISKA. Sementara itu, pembinaan dan penyantunan anak asuh telah dilakukan dengan membina dan menyantuni akan-anak dari keluarga kurang mampu di sekitar wilayah IAIN Sunan Kalijaga Jogjakarta (Sapen, Gajah Wong, Papringan, dan Nologaten) dalam bentuk pendidikan TPA, beasiswa, perlengkapan sekolah dan lain-lain. Sedangkan dalam hal pendampingan desa, KORDISKA sudah memulai usaha ini dengan membuka desa dampingan baru di daerah Babadan Bantul, Yogyakarta.
Selain itu, KORDISKA juga menerbitkan buletin Jum”at KINASIH yang terbit setiap Jum”at yang berfungsi sebagai sosialisasi dan transformasi wacana yang diusung oleh KORDISKA. Buletin ini disebarkan di masjid-masjid, halaqah-halaqah keagamaan dan juga lembaga-lembaga pendidikan yang ada di Yogyakarta.

Koperasi Mahasiswa

UKM KOPMA resmi menjadi badan hukum sejak tanggal 9 september 1983 dengan nomor 1294/BH/1983. Guna penyesuaian terhadap nilai dan semangat UU No. 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian, maka badan hukurn tersebut diperbaharui dengan nomor 13/BH/PAD/KWK­12/XI/1995 sejak tanggal 22 November 1995.

Pada mulanya KOPMA hanya menempati ruangan 2 x 3 meter yang berfungsi sebagai kantor pengurus dan pengawas serta unit usaha toko buku. Kemudian pada tahun 1984 unit usaha KOPMA ditambah dengan unit usaha kafetaria dan mini market. Pada tahun 1987 kopma membuka layanan pos dan giro. Sejak bulan November 1998, unit toko buku dan mini market dirubah menjadi unit swalayan. Dalam perkembangannya tahun 2002, kedua unit usaha ini dipisah kembali guna lebih memudahkan proses administrasi. Tanggal 26 Januari 1994 dengan diresmikan langsung oleh Menteri Koperasi dan PPK (Drs. Subiyakto Tjakrawerdaja) berdiri unit usaha Wartel yang digabungkan dengan layanan pos dan giro menjadi unit usaha Warpostel. Layanan Biro Perjalanan dan Wisata merupakan pengembangan unit sejak tahun 1998 yang digabungkan dengan unit usaha Warpostel. Kopma juga pernah membuka unit usaha Warnet sejak tahun 1998. hingga 2002. Tidak menutup kemungkinan Kopma akan membuka unit usaha lain demi memberikan kesejahteraan kepada seluruh anggotanya.

Pengembangan terhadap layanan setiap unit dilakukan sejak 23 Mei 2002 dengan diresmikannya gedung baru Kopma oleh rektor IAIN, Prof. Dr. H.M. Amin Abdullah, MA. Pembangunan gedung baru Kopma berasal dari dana hibah Departemen Agama RI sebagai penghargaan kepada Kopma selaku pilot project pengembangan Koperasi Mahasiswa PTAI se-Indonesia.

Sistem keanggotaan Kopma adalah suka rela, sehingga dalam penerimaan anggota baru tidak ada unsur paksaan, dan tidak setiap mahasiswa IAIN Sunan Kalijaga diwajibkan menjadi anggota Kopma. Dengan sistem ini terbukti bahwa seluruh anggota yang masuk memiliki kesadaran dan rasa memiliki serta kepercayaan akan manfaat berkoperasi. Sebelum menjadi anggota sah, setiap calon anggota harus melalui beberapa tahapan seleksi, yaitu tertib administrasi, tes tertulis, tes kepribadian, wawancara serta pendidikan dan pelatihan dasar perkoperasian (Diklatsarkop). Selain itu anggota koperasi juga berkesempatan mengikuti berbagai pembinaan anggota, baik yang sifatnya pendidikan formal seperti Diklatsarkop di atas atau juga Pendidikan dan pelatihan Tingkat Lanjut Perkoperasian; maupun yang sifatnya in-formal, seperti Self Training development/Achievement Motivation Training, Training for Trainer, Short Course Kepemimpinan, Pelatihan Akuntansi dan lain sejenisnya; juga pendidikan Non-Formal, seperti keterlibatan dalam kepanitiaan, keterlibatan dalam lembaga kekaryaan yang ada, yaitu Lembaga Pers Koperasi mahasiswa (LPKM), Forum Kajian Ekonomi dan Koperasi (FOKEP), Pengembangan Bakat dan Minat (LPDM), Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Kopma IAIN Sunan Kalijaga (LP2KIS) dan Lembaga Perpustakaan Kopma. Selain itu anggota koperasi juga berkesempatan magang untuk menimba pengalaman dalam pengelolaan unit usaha kopma.

Dalam perkembangannya Kopma IAIN Sunan Kalijaga telah meraih berbagai prestasi dan penghargaan, baik dalam skala lokal maupun tingkat nasional. Selain secara aktif ikut serta dalam berbagai asosiasi koperasi yang ada, Kopma juga secara intensif menjalin kerja sama dengan berbagai instansi dan lembaga, seperti Departemen Agama, Departemen Pendidikan Nasional, Kementrian Koperasi dan Pengusaha Kecil Menengah, Pemerintah daerah DIY, PT Pertamina, PT. Pos Indonesia, PT. Telkom, PT. Jasa Rahardja, BNI, Perusahaan Umum pegadaian, Bank Mandiri, Harian Umum Kompas, Harian Umum Republika, dan berbagai lembaga lain.

Orkes Gambus Al-Jami'ah

Orkes Gambus Al-Jami’ah (OGA) merupakan salah satu UKM di IAIN Su-Ka Yogyakarta yang lahir pada tanggal 04 April 1981. Adapun visi OGA adalah untuk menampung dan menyatukan bakat, minat dan potensi mahasiswa dalam bidang musik, qosidah modern, dangdut dan musik alnernatif ala OG Al-Jami’ah. Eksistensi OGA khususnya dilingkungan IAIN telah terbukti memberikan kontribusi besar dalam mengembangkan bakat dan minat para mahasiswa maupun bagi promosi IAIN SUKA pada masyarakat luas. Hal ini tentunya melalui media pementasan baik disekitar jogja maupun di separuh pulau Jawa dan lainqya. Dalam perjalanannya OGA telah banyak ”menelorkan” musisi-­musisi handal di bidangnya, hal ini dapat dilihat dari banyaknya anggota OGA (sekarang) yang direkrut grup-grup musik kenamaan Jogja, di antaranya adalah Latansa, Gilas, Ken Dedes, Ken Arok dan lain-lain. Selain itu, secara kultur, OGA memiliki hubungan yang erat dengan para alumnusnya yang tergabung dalam sanggar Ki ageng Ganjur yang telah menjadi salah satu grup musik kontemporer tingkat nasional.

Karya cipta personel OGA telah banyak dipopulerkan oleh grup­-grup qosidah nasional seperti Nasidaria, Nidaria, El-Hawa dan lain-lain. Dan di masa-masa ini OGA tengah mempersiapkan pembuatan master lagu-lagu produksi OGA, yang sebagian kecil telah di-on air-kan oleh RRI Yogyakarta.

Intens di jalur seni musik, OGA terus memperbaharui diri dalam mengkreasi dan mengaktualisasikan sajian musik yang ditekuninya. Dengan spirit membumikan nilai-nilai kesenian lokal di tengah (serangan) kultur global dan secara spesifik, mencoba memberikan suasana yang penuh improvisasi kepada publik IAIN Su-Ka untuk keluar sejenak dari kehidupan yang serba monoton dan statis. Selain itu dalam waktu perjalanannya, OGA memiliki misi besar kedepan yakni menjadikan seni musik Qasidah sebagai media dakwah Islam kepada masyarakat yang begitu plural sehingga diharapkan terwujudnya masyarakat yang damai berdampingan di tengah perbedaan yang ada.

Lagu-lagu terbaru yang diciptakan oleh anggota OGA antara lain :

1.Amalkan ilmu dan harta Cipt : Ahmad Kobitha

2.Arogansi Cipt : Ari Tristianto

3.Habibi Cipt : Ari Tristianto

4.Keagungan Tuhan Cipt : Ari Tristianto

5.Menuju Jalan Tuhan Cipt : Agus Wibowo

6.Toleransi Cipt : Agus Wibowo

7.Perintah dan Amanat Cipt : Amin Rahman

MAPALASKA (Mahasiswa Pecinta Alam IAIN Sunan Kalijaga)

MAPALASKA (Mahasiswa Pecinta Alam IAIN Sunan Kalijaga) adalah salah satu Unit Kegiatan Mahasiswa dalam bidang kecintaan alam dan pengembangan masyarakat serta kajian dan pembelaan lingkungan. MAPALASKA ini didirikan tanggal 27 Februari 1981 dengan nama MAPALA SUKA (Mahasiswa Pecinta Alam Sunan Kalijaga) di Puncak Gunung Lawu. Dalam perkembangan selanjutnya nama MAPALA SUKA kemudian diganti dengan MAPALASKA (Mahasiswa Pecinta Alam IAIN Sunan Kalijaga) dengan alasan lebih akrab didengar dan ditetapkan pada musyawarah Anggota (Musyta) IV MAPALASKA didirikan sebagai organisasi yang terlepas dari unsur politik, berkegiatan di tengah masyarakat sambil berpetualang dan peduli lingkungan sebagai pedoman berkegiatari secara khusus. Organisasi ini berkegiatan dalam bidang :

1. pendidikan, sosialisasi dan kajian lingkungan,

2. penyeimbangan sumber daya masyarakat melalui pendampingan,

3. olah raga alam bebas,

4. ecotourism.

Selama lebih dari 20 tahun usianya, MAPALASKA telah turut berpartisipasi dalam berbagai event dan momentum kegiatan, baik itu sebagai penyelenggara maupun peserta; baik dalam ingkat lokal, regional, nasional maupun internasional; dalam berbagai bidang adventure, pelestarian lingkungan hidup, sosial, budaya dan kemasyarakatan.

Dalam menyukseskan program dan visi-misinya, MAPALASKA juga menjalin kerja sama dengan berbagai lembaga dan instansi dalam berbagai kegiatan. Diantara lembaga dan instansi tersebut antara lain adalah Departemen Agama, Kementrian Lingkungan Hidup, Kebun Raya dan Kebun Binatang Gembira Loka Jogjakarta, Komunitas Pecinta Alam Pemerhati Lingkungan (KAPPALA) Indonesia, SEKBER Perhimpunan Pecinta Alam DIY, Badan SAR daerah (BASARDA) DIY, DPRD DIY, Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI), Dana Mitra Lingkungan Hidup Indonesia (DML), Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Pengda DIY, Dinas Perkebunan dan Konservasi Tanah (PKT) Sleman, Warung Komunikasi Peduli Lingkungan Hidup (Warkoplih) DIY, dan lain sebagainya.

INKAI (Institut Karate Do-Indonesia)

INKAI (Institut Karate Do-Indonesia) adalah seni bela diri tangan kosong yang berasal dari negeri Sakura, Jepang. INKAI sendiri adalah salah satu lembaga yang bergerak di bidang pendidikan karate di Indonesia vang bernaung dibawah Federasi Olah Raga Karate Indonesia (FORKI). Pada tanggal 15 April 1971 INK-U didirikan dan dipelopori oleh Sabeth Muchsin di Indonesia. Sebagai suatu lembaga pendidikan karate, INKAI saat ini telah dapat berkembang pesat dan tersebar hampir di seluruh wilayah Indonesia.

Di IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, INKAI mulai menjadi salah satu UKM dan diresmikan pada tanggal 16 April 1979 oleh Sabeth Muchsin yang pada waktu itu adalah H. Zaini Dahlan, MA. Perkembangan sebagai salah satu UKM di IAIN Sunan Kalijaga dapat dikatakan pesat. Hal itu terbukti dari antusias para pesertanya yang tidak nihil. Selain itu prestasi para karateka dari IAIN ternyata telah berbicara di tingkat antar Perguruan Tinggi, Daerah, Propisni, Nasional. Selain itu UKM INKAI IAIN Sunan Kalijaga telah menyelenggarakan berbagai event-event besar tingkat nasional. Kejuaraan Karate Senior-Yunior tingkat nasional (KKSYN I kejuaraan lain.

Theater Eska

Lahirnya Teater Eska secara tidak langsung didorong oleh berbagai pemikiran dan kegiatan seni di IAIN yang berlangsung sebelum teater Eska didirikan; misalnya dengan adanya berbagai kegiatan oleh seniman atau kelompok seniman yang melakukan pementasan seni (musik, sastra maupun teater) pada tahun 1970-an.

Diantara para seniman yang pernah melakukan pementasan di IAIN saat itu adalah Umbu Ladu Paranggi, Rendra, Badjuri Abdullah Yusro, juga para seniman dari IAIN sendiri seperti Masbuchin, Su’bah Asa, Faisal Ismail, Daelan M. Danuri, dan lain­lain. Faktor-faktor lain yang mendorong teater ini masih banyak, khususnya berbagai kegiatan seni dan sastra yang sering dilakukan di IAIN sendiri seperti berdirinya orkes gambus Al-Jami”ah, lahirnya majalah ARENA sebagai media sastra yang representatif dan juga munculnya kelompok-kelompok sastra di berbagai fakultas di lingkungan IAIN Sunan Kalij aga Yogjakarta.

ESKA merupakan akronim fonologis dari Sunan Kalijaga, jadi penyebutan Teater Eska sama dengan mengucapkan teater Sunan Kalijaga. Teater Eska ini pada mulanya adalah KSU (Kelompok Seni Ushuluddin) yang kemudian dibubarkan dan diganti dengan satu lembaga seni tingkat institut yang barn dengan nama TEATER ESKA. Pendirian Teater Eska ini ditandai dengan pentas drama ”Kesadaran yang Kembali” pada 18 Oktober 1980. Sebagai lembaga kesenian tingkat institut, teater eska selanjutnya diakui sebagai lembaga formal melalui SK Rektor tahun 1982 yang menyatakan bahwa teater Eska merupakan lembaga kesenian institut yang berafiliasi dengan lembaga P3M (Pusat Pengabdian dan Pengembangan Masyarakat).

Secara redaksional orientasi, visi dan misi teater eska itu dapat dinyatakan sebagai berikut :

”Orientasi : humanisasi, yaitu menggali dan mewujudkan seni Islam secara progressif, serta memberikan alternatif bentuk kesenian (teater, sastra dan musik) di tengah masyarakat.

”Visi : liberasi, yaitu membebaskan umat dari berbagai bentuk penindasan fisikal maupun metafisikal.

”Misi : transendensi, yaitu mendampingi, mendorong, meningkatkan kualitas pemikiran dan penghayatan spiritualitas umat dalam beragama dan berbudaya.

Aktifitas atau kegiatan teater Eska secara umum dapat dikelompokkan ke dalam bentuk : aksi seni (performance action), aksi wacana (appreciation action), aksi budaya (cultural action).

Aksi seni menunjuk pada berbagai pementasan yang telah diprogramkan. Hingga saat tulisan ini dibuat setidaknya aksi seni ini telah menghasilkan berbagai pementasan, antara lain : Pentas Produksi (27 pementasan), Pentas Musik (10 pementasan), Pentas Sastra/Tadarrus Puisi (11 pementasan), Pentas Studi (20 pementasan), Pentas Ulang Tahun (5 pementasan, Pentas Kolaborasi/Pentas Bersama (15 pementasan)

Aksi wacana menunjuk pada berbagai bentuk kegiatan yang telah diprogramkan maupun yang bersifat temporal untuk meningkatkan kualitas pemikiran dan apresiasi seni anggota teater Eska, seperti mengikuti pertemuan teater kampus maupun non-kampus, diskusi seni, pesantren seni, bedah buku, penerbitan buku antologi, menulis di surat-surat kabar, mengundang teater kampus yang ada di Yogyakarta (sekitar 27 teater) dan membentuk FKPTK (Forum Komunikasi dan Pengembangan Teater Kampus) pada tahun 1995.

Aksi budaya menunjuk pada keterlibatan Teater Eska dalam­ kegiatan-kegiatan seni-budaya di tengah masyarakat yang bersifat temporal, seperti baca puisi bebas, pentas dalam rangka mengisi acara yang dilaksanakan oleh teater Eska sendiri atau lembaga lain baik dipesan atau dengan cara suka rela, menjadi panitia kegiatan festival seni, menerima tamu/menjadi panitia pementasan kelompok seni/teater di IAIN atau di tempat lain, menjadi pendamping kegiatan seni, menjadi juri lomba, pentas pendek di hadapan mahasiswa baru, happening art, dan lain-lain.

LPM ARENA

LPM ARENA adalah satu di antara 300-an organisasi pers mahasiswa Indonesia. Usianya terbilang tua dan telah mendapat apresiasi cukup luas. Di dalam negeri, ARENA diakui sebagai salah satu elemen dan basis gerakan mahasiswa yang pro demokrasi, di samping sebagai kelompok aktifis pers-jurnalis.

Sementara pengakuan dari masyarakat internasional antara lain datang dari University of Malaya-Malaysia, Cambridge University Australia, sebuah universitas di Kanada, dan International Federation of Journalist (IFJ) melalui keanggotaan sebagian kru Arena dalam The Alliance of Independent Journalist (AJI).

Dalam perjalanannya ARENA sempat tersandung batu kekuasaan. Kopkamtib pernah melarang ARENA terbit selama 8 bulan karena dianggap mengipasi suasana panas menjelang sidang MPR tahun 1978, dan dalam tahun yang sama DEMA dibubarkan dari Perguruan Tinggi di Indonesia. Pembubaran ini mengancam keberlangsungan ARENA yang waktu itu masih dalam koordinasi DEMA.

Pada tahun 1988 Pangdam IV Diponegoro turun tangan, Pemimpin Umum ARENA waktu itu, Imam Aziz, mendapat teguran keras berkenaan dengan reportase ARENA Nomor 1 Tahun 1988 tentang Waduk Kedung Ombo yang saat itu belum dilirik pers umum. Lalu pada penerbitan ARENA No. 2/1988 pihak rektorat memaksa ARENA untuk memblok dua halaman tulisan Arief Budiman tentang ketimpangan regenerasi ORBA. Guncangan kembali melanda ARENA saat No. 1/1993 mengangkat Bisnis Keluarga Presiden sebagai laporan utamanya. Akhirnya tanpa kompromi rektor IAIN Sunan Kalijaga saat itu membredel majalah ARENA dengan SK No. IN/I/R/PP003/93 tertanggal 18 Mei 1993. Pembredelan ini menyulut aksi solidaritas dari berbagai kalangan, meskipun tidak mendapat tanggapan yang positif. Akhirnya ARENA baru bisa terbit lagi dengan biaya sendiri tahun 1995 dengan laporan tentang Kilang Minyaknya Probosutedjo di Probolinggo-Jawa Timur. Edisi ini pun sempat mendapat teguran pihak Rektorat. Ketegangan antara ARENA dan Rektorat ini akhirnya mencair setelah tuntutan Rektor dipenuhi ARENA dengan mengubah nama, struktur dan keorganisasian ARENA.

Meskipun banyak mengalami hambatan dan ujian, namun semua itu tidak menjadikan tradisi menulis dan kekritisan pengelolanya surut. ARENA pernah menjadi juara pada lomba penerbitan pers mahasiswa se Indonesia yang diselenggarakan ISAI (1977) dan dalam era puncaknya pernah menjadi majalah bulanan mahasiswa dengan oplah 5000 eksemplar (1975-1977), bahkan Gunawan Mohammad pun menjuluki ARENA sebagai TEMPO Kecil (1977) .

Sebagai lembaga pers mahasiswa, ARENA membawa misi sebagai media komunikasi antar mahasiswa, penuh kreasi, pembawa aspirasi mahasiswa dan sebagai media kontrol. Oleh karena itu, ARENA senantiasa berpegang pada cita-cita Perguruan Tinggi selaku pusat pemberdayaan masyarakat dan sumber daya manusia.

Untuk merealisasikan misi diatas, ARENA menerbitkan beberapa media, diantaranya: Majalah ARENA ”Kancah Pemikiran Alternatif”, Newsletter SLILIT ”Jelas dan Mengganjal”, Jurnal KANCAH ”Arena Berpikir Kreatif, serta buku-buku tentang jurnalistik dan gerakar mahasiswa.

Di samping itu, untuk mencapai target sumber daya manusia yang dinamis, kritis dan profesional, maka ARENA juga melaksanakar. pendidikan, pelatihan, pengembangan dan advokasi dengan orientasi kepada pemberdayaan anggota, mahasiswa, dan masyarakat secara umun: Untuk tujuan ini kegiatan-kegiatan yang dilakukan antara lain adalah Training dan pelatihan, Workshop dan Research, Networking (Menjalin Kerjasama dengan Organisasi Lain), Serta Diskusi Rutin dan Bedah Buku


KSR PIM Unit VII IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

KSR PIM Unit VII IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta merupakan salah satu unit kegiatan mahasiswa (UKM) di lingkungan IAIN Sunan Kalijaga dan Unit ke-7 di lingkungan KSR PMI cabang Kota Yogyakarta.
KSR PMI merupakan organisasi non-profit yang bergerak dalam bidang sosial kemanusiaan dibawah koordinasi Palang merah Indonesis. Keberadaan KSR PIM Unit VII IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta ini ditetapkan melalui SK Rektor IAIN Sunan Kalijaga No. 59 tahun 1995 tentang pengesahan pengurus KSR PMI Unit VII IAIN Sunan Kalijaga tanggal 11 Juli 1995. KSR PIM Unit VII IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta ini adalah status baru dari status lamanya yaitu KSR PIM Unit I Kelompok IAIN Sunan Kalij aga Yogyakarta.
Misi dari KSR PMI ini adalah meningkatkan kemampuan berorganisasi, meningkatkan kemampuan ke-PMI-an dan Keintelektualan serta sosialisasi peran dan fungsi KSR terhadap masyarakat. Untuk mendukung dan menyukseskan misinya ini, kegiatan-kegiatan dalam KSR PMI dapat dikategorikan menj adi dua, yaitu pendidikan-pelatihan dan aktifitas sosial-kemasyarakatan.
Pendidikan dalam KSR PMI ini dilakukan dengan model "Pendidikan dan Latihan", karena meliputi materi dan praktek dalam setiap tahapannya. Dengan model ini peserta akan dapat menguasai ilmu pertolongan pertama dan kepalangmerahan secara teoritis dan aplikatif. Tahap-tahap pendidikan yang diberikan dalam KSR PMI ini meliputi beberapa tahap, yaitu Tahap Pra-Diklat, Tahap Kenal Medan, Tahap Pemagangan, Tahap Gladi Lapangan dan Pelantikan, serta Tahap Spesialisasi (Pendidikan Tingkat Lanjut).
Sebagai ujung tombak relawan PMI di Lingkungan Kota Yogyakarta, KSR PMI Unit VII IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta berusaha untuk dapat memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat. Aktifitas aktifitas yang berhubungan dengan hal ini antara lain adalah Pelayanan Pertolongan Pertama (PPPK dan P3B) 24 jam; Layanan informasi donor darah (24 jam); aksi donor darah (per 3 bulan); pemeriksaan golongan darah; pelayanan medis kepada civitas akademika dan masyarakat umum; Pembinaan PMR di beberapa sekolah (PMR MTsN Lab. Fak. Tarbiyah IAIN, PMR WIRA MAN Lab. Fak. Tarbiyah “IAIN, PMR WIRA MA Mu”allimat); Sosialisasi Pertolongan Pertama dan CBFA (Community, Based First Aid) kepada masyarakat melalui berbagai pelatihan beberapa organisasi ekstra kampus dan organisasi kepemudaan di Jogjakarta; Sosialisasi Hukum Perikemanusiaan Internasional (HPI) melalui media­media massa; dan Bakti sosial.
Selain kegiatan-kegiatan rutin tersebut, KSR PMI Unit VII IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta juga menyelenggarakan berbagai event kegiatan, baik dalam skala lokal maupun nasional, di antaranya :
1.Diklat Single Rape Technique se-Wilayah B (Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Barat dan Kalimantan)
2.Bhakti KSR PMI Unit Perguruan Tinggi se-Indonesia
3.Kursus DiseminatoHukum Perikemanusiaaa­Internasional se-Wilayah B­
4.Red Cross Expo 2003
5.Seminar dan Lokakarya Nasional KSR PMI Unji Perguruan Tinggi

UKM Olah Raga

Olah raga merupakan aktifitas yang tidak dapat dilepaskan dalam kehidupan keseharian manusia. Hal tersebut tidak mengherankan karena di samping menjadi unsur esensial dalam menjaga kesehatan dan kebugaran manusia. Dalam dunia olah raga juga terkandung unsur-unsur lain yang tidak boleh dianggap kecil, yaitu sebagai wahana bagi prestasi dan prestise. Dari sinilah kemudian muncul kesadaran untuk membentuk satu wadah pembinaan dan pengembangan bakat bidang olah raga ini.

UKM Olah Raga di IAIN Sunan Kalijaga merupakan salah satu unit kegiatan kemahasiswaan tingkat institut yang bersifat otonom dan bisa diikuti oleh para mahasiswa yang berminat dan bersedia mengasah bakat dan kreatifitasnya di bidang ini. UKM olah raga yang berada di IAIN Sunan Kalijaga ini secara khusus berkosentrasi kepada empat cabang olah raga, yaitu bulu tangkis, sepak bola, tenis meja dan bola voli. Keberadaan UKM olah raga dengan empat cabang olah raga tersebut ditetapkan berdasarkan SK. Rektor IAIN Sunan Kalijaga No. 29 tahun 2000 tanggal 20 Maret 2000.

Sebelumnya, pada sekitar tahun 1990, UKM bidang olah raga ini digabung dengan bidang seni dalam UKM ORSENI yang memuat bidang Taekwondo, Paduan Suara, Bulu Tangkis, Tenis Mej a, Sepak Bola dan Voli. Pada tahun 2000 bidang Taekwondo dan Paduan Suara menjadi UKM yang tersendiri dam otonom.

Dalam perjalanannya, keempat cabang olah raga dalam UKM olah raga ini telah menggondol berbagai prestasi dan penghargaan. Di antara prestasi yang pernah dicapai tersebut adalah :

1. Bulu Tangkis

1. Juara III beregu "Piala Sudirman" PTN/PTS se DIY di IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta tahun 1995

2. Juara II STIE TKPN Cup se-Jawa Tengah tahun 1996

3. Juara I Tunggal putra dan Juara II Tunggal putri serta juara III ganda putra kejuaraan bulu tangkis antar civitas akademika IAIN Sunan Kalijaga tahun 2000

4. Juara II dan III tunggal putra dan putri serta juara I ganda putra invitasi olah raga antar PTI/SMU se-DIY di IAIN Sunan Kalijaga tahun 2002



2. Tenis Meja

1. Juara I tunggal putra dwi-windu KOPMA IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (Trophy Sri Sultan Hamengkubuwono X) pada tahun 1998

2.Juara I ganda putra invitasi olah raga antar PTI/SMU se DIY di IAIN Sunan Kalij aga Yogyakarta tahun 2002

3. Juara I, II, III tunggal putra KOPMANIA SPORT IAIN Sunan Kalij aga tahun 2004

4. Juara II tunggal putra dan putri antar UKM se DIY di INSTIPER Yogyakarta tahun 2002

3. Sepak Bola

1. Juara Umum pada turnamen sepak bola antar Fakultas Agama Islam se DIY di UII tahun 2001

4. Bola Voli

1. Juara III pada invitasi olah raga antar PTI/SMU se DIY di IAIN Sunan Kalijaga tahun 2002

Taekwondo

Awal tahun 1997, stand pertama penerimaan anggot baru untuk olah raga beladiri ini dibuka di IAIN Sunan Kalijaga oleh Abdul Ghafur, S.Ag sebagai ketua. Pada perempat tahun 1998, Tae Kwon Do makin mendapat sambutan hangat dari kalangan mahasiswa di bawah pimpinan Muhaimin S.Ag, tetapi keberadaannya tidak resmi terdaftar sebagai sebuah Unit Kegiatan Mahasiswa.

Tahun 1999 tepatnya tanggal 1 April, Taekwondo IAIN resmi sebagai Unit Kegiatan Mahasiswa dibawah naungan UKM Orseni (olah raga dan seni), dengan Andi Firzandi sebagai ketua. Baru pada penghujung tahun 1999, Taekwondo IAIN Sunan Kalijaga resmi menjadi unit kegiatan mahasiswa (UKM) yang independen dan tidak lagi berada di bawah naungan UKM Orseni.

Hingga saat ini (2004) Taekwondo IAIN dalam usianya yang relatif masih muda, telah mengikuti berbagai kompetisi Taekwondo baik lokal maupun nasional dan berhasil masuk menjadi salah satu juara dalam kompetisi tersebut. Diantaranya memperoleh medali perak dalam kejuaraan nasional Taekwondo antar mahasiswa se-Indonesia pada Oktober 2003 di Surabaya, medali perak dan perunggu juga berhasil direbut dalam kejuaraan Taekwondo antar mahasiswa se Jateng & DIY di Universitas Sanata Dharma pada Desember 2003, selain itu beberapa anggota Taekwondo IAIN tercatat sebagai atlit Daerah. Semua itu berkat kegigihan para Taekwondoin IAIN itu sendiri untuk mengukir prestasi dan juga berkat dorongan pelatih yang senantiasa mencurahkan yang terbaik bagi kemajuan Taekwondo IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

al-Mizan

UKM ini terbentuk atas bergabungnya dua komunitas, yakni Jam’iyyah al-Qurra’ Al-Mizan yang berada dibawah naungan BEM Fakultas Syari”ah dan Halaqah Hifzh al-Qur’an yang berada dibawah naungan BEMJ Tafsir Hadis-Ushuluddin. Pada tanggal 28 Oktober 1998 kedua komunitas ini bersatu menjadi Jam’iyyah Qurra’ wa al-Huf fazh ”AL­MIZAN” dengan tiga divisi, yaitu divisi tilawah, divisi tahfizh dan divisi tafhim. Pada masa kepengurusan 2001-2002, tiga divisi tersebut ditambah lagi satu divisi, yaitu divisi kaligrafi. Sementara itu pada kepengurusan selanjutnya, yaitu masa kepengurusan 2002-2003, divisi tafhim diubah namanya menjadi divisi tafsir, dan pada kepengurusan 2003-2004 terjadi lagi penambahan divisi, yaitu divisi shalawat yang sebelumnya merupakan bagian dari divisi tilawah. Kelima divisi ini (Tilawah, tahfizh, tafsir, kaligrafi dan shalawat) masih bertahan hingga masa kepengurusan 2004-2005 ini.

JQH al-Mizan memiliki visi "Terciptanya masyarakat Kampus yang bernuansa Qur’ani serta misi membentuk kepribadian mahasiswa yang ber-akhlakul karimah dan berwawasan Qur”ani. Untuk menyukseskan visi dan misi tersebut, JQH Al, Mizan mengadakan berbagai kegiatan yang mendukung selain latihan rutin. Kegiatan-kegiatan tersebut antara lain adalah Pendidikan dan pelatihan, studi komparatif ke lembaga-lembaga pengembangan Al­Qur”an, mengadakan MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur’an) untuk beberapa cabang perlombaan, Sima’an Al-Qur’an setiap 2 bulan sekali, Haflah Tilawatil Qur’an, Bedah buku dan kitab tafsir, pameran kaligrafi Arab serta pentas shalawat yang biasa diselenggarakan saal milad JQH Al-­Mizan.

Dalam perkembangannya, JQH Al-Mizan telah menghasilkan berbagai prestasi, antara lain Juara I Kaligrafi cabang dekorasi dalam MTQ mahasiswa tingkat nasional di Unpad, Juara Harapan I Syarhil Qur’an dalam MTQ mahasiswa tingkat nasional di Unpad, juara umum shalawat dalam festival Internasional Walisongo tahun 2002, dan lain-lain. 

Gita Savana

Gita Savana merupakan organisasi kemahasiswaan yang berada di lingkungan IAIN Sunan kalijaga Jogjakarta yang bergelut dalam seni paduan suara. Pada awalnya UKM ini merupakan bagian dari UKM Orseni (Olah Raga dan Seni) dengan nama Keluarga Besar Paduan Suara Mahasiswa (KBPSM) IAIN Sunan KalijagaYogyakarta.

Setelah tiga Iahun perjalanan KBPSM dan terjadi dua kali pergantian kepengurusan, akhirnya KBPSM berubah status menj adi UKM tersendiri menjadi PSM (Paduan Suara Mahasiswa). Perubahan status ini secara resmi terjadi pada tanggal 19 April 1999 yang ditandai dengan Surat Keputusan Rektor IAIN Sunan Kalijaga No. 49 tahun 1999. Nama Gita Savana yang dipakai sebagai identitas UKM PSM ini mengandung arti hamparan nada; dengan arti bahwa UKM PSM merupakan kumpulan suara yang memiliki nada berbeda-beda namun teramu dalam satu lagu menjadi hamparan suara yang teratur dan enak dinikmati.

Setelah dua tahun perjalanannya, UKM PSM ”Gita Savana” mulai mencoba membentuk format yang jelas dan meningkatkan konstruksi seni paduan suara yang lebih terprogram dan terarah yang tidak hanya mampu dipentaskan untuk acara seremonial institut, namun juga layak untuk dipentaskan di luar kampus di hadapan khalayak ramai. Hal ini sesuai dengan visi dan misi berdirinya UKM PSM yang tidak hanya untuk mengembangkan potensi olah vokal paduan suara, namun juga menjadikan paduan suara mahasiswa sebagai konspirasi dan dinamika tabligh syiar Islam melalui seni suara.

Kegiatan rutin UKM PSM Gita Savana yang selama ini berlangsung adalah penampilannya dalam acara-acara seremonial institut seperti dalam penerimaan mahasiswa baru (PMB) setiap tahunnya, dalam acara wisuda, Dies Natalis IAIN Sunan Kalijaga, Upacara-upacara dan yang sejenisnya. Lain dari itu, UKM PSM Gita Savana juga menerbitkan Savana news sejak 19 April 2003 sampai sekarang secara berkala setiap 2 bulan sekali.

Selain kegiatan-kegiatan rutin tesebut, UKM PSM Gita Savana juga banyak melakukan pentas yang lain, baik dalam skala lokal maupun nasional; misalnya dalam konser kolaborasi mendukung perdamaian bangsa tanggal 27 Juli 2001 di gedung Societet Yogyakarta, Pembukaan pameran lukisan “Asedn Spiritual Art” tanggal 27 Juli 2001 di museum Afandi Yogyakarta, Pentas Antar Agama di Auditorium Universitas Duta Wacana Yogyakarta tanggal 22 November 2001, pembuatan video klip untuk acara perdamaian antar agama yang ditayangkan Indosiar tanggal 10 Maret 2002, dan berbagai pentas serta kegiatan yang lainnya.

UKM Studi dan Pengembangan Bahasa Asing

UKM Studi dan Pengembangan Bahasa Asing adalah UKM termuda yang ada di lingkungan IAIN Sunan Kalij aga Yogyakarta. Dengan misi utama mengembangkan bi”ah lughawiyah UKM ini berdiri tanggal 12 September 1999, meskipun saat itu belum mendapat SK Rektor, sehingga untuk sementara berbagai kegiatannya dipusatkan di serambi masjid IAIN Sunan Kalijaga. Baru pada pertengahan tahun 2000 UKM SPBA ini secar, resmi mendapatkan SK dan Kantor Sekretariat.

Awalnya UKM ini bernama UKM Bahasa Asing, namun pada saar musyawarah anggota tahun 2003, terjadi kesepakatan untuk mengubah nama menjada UKM Studi dan Pengembangan Bahasa Asing (SPBA) untuk lebih menggambarkan kegiatan dan tujuan dari dibentuknya UKM ini.

Pada waktu pertama kali berdiri, UKM ini memiliki tiga departemen, yaitu Departemen Bahasa Inggris, Arab dan Perancis Beberapa program yang saat ini berjalan adalah :

1. Departemen Bahasa Inggris: Sunday Evening Meeting, Translatior English Dub, English Corner, Discussion with Native Speakei

2. Watching Movies, dan Learning Grammar and Vocabularies. Selain itu ada program yang sifatnya “keluar” seperti Language Travelling, Study Comparative, serta mengembangkan network ke berbagai lembaga dan kursus bahasa yang ada di Yogyakarta seperti EDSA (UNY), HMJ BSI (Univ Sanata Dharma), Balairung UGM, IEC, CMC, EF, HMABSI (Himpunan Mahasiswa dan Sastra Inggris), dan lain-lain.

3.Departemen Bahasa Arab : Zawiyatul Lughah al-Maidu’iyyah, Lailah Mughamarah, Muhadasatu Ma’a Nathiq al-Ashli, Ta”ammiqu al-Qawa’id al-‘Arabiyyah, Musyahadatu Tilfaz wa Bastuhu, Sima”at min Syarith al Lughawy, Firqoh Tarjamah, dan Rihlah Lughawiyah. Departeman ini juga menjalin kerja sama dengan BEMJ pendidikan bahasa Arab, BEMJ Bahasa dan Sastra Arab, BEMJ bahasa Arab (Fakultas Islam Universitas Ahmad Dahlan), HMJ bahasa Arab ABAYO, IMABA (Ikatan Masyarakat Asia Barat) UGM, HMJ Bahasa dan Sastra Arab STAIN Malang, Pusat Bahasa UIN, LABFA dan lain-lain.

4.Departemen Pers: Penerbitan Majalah Nailofar, Penerbitan Buletin “Lingua” sebulan sekali sejak periode 2004-2005, penerbitan majalah dinding shautul ushfur dua minggu sekali, juga training jurnalistik.

Jama'ah Cinema Mahasiswa (JCM)

1.Introduction

Jama’ah Cinema Mahasiswa (JCM) Kine Club IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta adalah Unit kegiatan non-profit yang mewadahi peminat, penggembangan dan pengamat Cinema yang terdiri dari individu yang concern dan peduli terhadap perkembangan cinema dan budaya dalam masyarakat. JCM didirikan pada tanggal 29 Oktober 1993, dan diresmikan menjadi UKM dengan SK rektor IAIN Sunan kalijaga pada tanggal 17 Oktober 1997, serta resmi menjadi anggota SENAKK (Sekretariatan Nasional Kine Club Indonesia) pada 01 Desember 1997.

2.Dua Langkah Strategis Yang ditempuh JCM Adalah :

a.Kepada masyarakat umumnya dan Mahasiswa khususnya dalam bentuk kampaye serta pendidikan kesadaran bermedia. Baik lewat program pelatihan, workshop, diskusi dan apresiasi karya sinematografi maupun dengan memutar film-film alternatif atau film seni dan juga film hiburan.

b.Kepada pelaku perfilman dalam bentuk penghargaan yang memacu idealisme dan kreatifitas mereka . untuk ini JCM mempunyai program khusus berupa pemberian nugrah (penghargaan) ”Su’alik award” kepada sudradara atau sineas indonesia yang (menurut 1CM) dian22ap telah mampu menghasilkan film-film berkualitas.
3.Tujuan Jama”ah Cinema Mahasiswa (JCM)

a.Terciptanya proses komunikasi dialogis antara sineas, aktor dan penonton film, baik yang terwadahi dalam kine dub maupun di luar.

b.Mensosialisasi pentingnya media filmatai cinema bagi kehidupan dan budaya sebuah bangsa dengan menj adikan film sebagai teks yang sudah semestinya harus dikaji dan didiskusikan.

c.Tranformasi wacana tentang urgensi perfilman dalam pemberdayaan civil siciaty dikalangan masyarakat kampus dan masyarakat umumnya.

d.Mentradisikan budaya kritis terhadap perkembangan media perfilman ditengah-tengah kehidupan berbangsa agar tidak terjebak dalam perselisiahan.

e.Mengakumulasi ide, pikiran dan semangat baru dalam usaha pengembangan perfilman Indonesia, menuju sinema yang berorientasi pada pemberdayaan masyarakat.

f.Membedah kualitas film Indonesia sebagai upya menjadikan film Indonesia ke arah yang lebih berkualitas

Film bukan sekedar hasil karya seni secara kolektif, tetapi film adalah media komunikatif yang sangat penting dan efektif dibanding media komunikasi lainnya. Karena film merupkan satu-satunya seni yang mampu mewakili (representatif) kompleksitas zaman ini. Film ini juga mewakili nafsu kita yang hampir tanpa batas, pertempuran ide, teknologi, transformasi dan pertempuran uang-pun ada dalam film.

Kegiatan-kegiatan Jama’ah Cinema Mahasiswa (JCM) Kine Club UIN Sunan kalijaga Yogyakarta adalah :

1.Yang sudah dilaksanakan :

a.Apresiasi film setiap minggu.

b.Pekan pemutaran dan bedah Film "Novel Tanpa Huruf "R" bekerja sama dengan Tit”s Producti Jakarta. Sutradara : Aria kusuma dewa

2.Yang akan dilaksanakan :

a.Workshop dan produksi film pada tanggal 21-31 Oktober 2004

b.Mengadakan perpustakaan Sinema

c.Seminar perfilman

d.Diskusi-diskusi publik

e.Apreasiasi Film

f.Pemutaran film INDI (Independent) di kampus.














Fakultas Dakwah

Profil Fakultas dakwah

Fakultas Dakwah berdiri pada tanggal 30 September 1970 dengan Surat Keputusan Menteri Agama Nomor 254 tahun 1970. Sebelumnya Fakultas Dakwah adalah salah satu jurusan pada Fakultas Ushuluddin. Fakultas Dakwah memiliki visi: membangun dan mengembangkan ilmu pengetahuan dakwah dalam suasana tradisi akademik (keilmuan), berperan aktif membangun peradaban masa depan yang lebih baik, yang Islami, menuju Indonesia Baru yang Madani. Adapun misi yang diemban oleh Fakultas Dakwah adalah menyiapkan sarjana yang visioner dengan kompetensi ilmu dakwah yang sadar berkarya untuk Islam, kemanusiaan, bangsa dan negara, dengan melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Untuk mewujudkan visi di atas, Fakultas Dakwah telah berupaya mempersiapkan segala perangkat yang diperlukan, antara lain dengan pengembangan sarana fisik dan non fisik yang telah, sedang dan akan terus dilaksanakan. Bahkan sejak tahun 2000 Fakultas Dakwah telah melengkapi diri dengan laboratorium dakwah di bawah pengelolaan Pusat Pengembangan Teknologi Dakwah (PPTD) yang dilengkapi dengan sarana untuk program siaran televisi, studio radio yang telah melakukan siaran dengan nama RASIDA (radio siaran dakwah), grafika (sablon, fotografi dan computerized desain grafis) dan Biro Konseling “Mitra Ummah”. Semua itu dimaksudkan untuk memeprsiapkan agar alumni Fakultas Dakwah tidak gagap teknologi, bahkan telah siap untuk menjalani era millenium ketiga ini.
Pada waktu didirikan Fakultas Dakwah belum memiliki jurusan. Baru pada tahun akademik 1976/1977 fakultas ini membuka dua jurusan, yaitu jurusan “al-Milal wa al-Nihal” dan Jurusan “Al-Tabligh Wa al-Nasyr” yang kemudian disempurnakan menjadi jurusan Penerangan dan penyiaran Agama (PPA) dan jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Masyarakat (BPM).
Seiring perkembangannya, Fakultas Dakwah saat ini memiliki lima jurusan dengan kompetensinya masing-masing, yaitu:
  1. Komunikasi dan Penyiaran Islam
  2. Bimbingan dan Penyuluhan Islam
  3. Pengembangan Masyarakat Islam
  4. Manajemen Dakwah
  5. Ilmu Kesejahteraan Sosial
Dalam usianya yang lebih dari seperempat abad, Fakultas Dakwah telah mengantarkan alumninya menjadi sarjana-sarjana yang dapat terserap di lembaga-lembaga pemerintah, perusahaan negara, perusahaan swasta maupun menjadi wiraswastawan mandiri. Di samping itu banyak juga di antara alumni yang sekarang bekerja di departemen-departemen pemerintah, TNI, Kepolisian, Lembaga Asuransi, Dosen, Anggota Legistlatif, PNS, biro-biro konsultasi, LSM dan lain sebagainya.

Pasca Sarjana

Profil Prodi Pasca Sarjana


Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta lahir sebagai kelanjutan dari Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri (PTAIN), Akademi Dinas Ilmu Agama (ADIA), dan Institut Agama Islam Negeri (IAIN). Kelahirannya bertujuan untuk menggali ajaran Islam dan mengembangkan khazanah rohaniah bangsa sebagai proses perjuangan rakyat Indonesia dan ikut serta dalam mengisi serta mewujudkan cita-cita Kemerdekaan RI, yaitu untuk memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa.
UIN Sunan Kalijaga sebagai lembaga Pendidikan Tinggi Agama Islam (PTAI) menyadari universalitas Islam harus menerima kenyataan pluralisme bangsa dan proses globalisasi di tengah pergaulan internasional. Kenyataan ini menuntut UIN Sunan Kalijaga bertanggung jawab secara moral dan akademik untuk mengkaji Islam; menyebarkan perdamaian dan mengkomunikasikannya ke seluruh masyarakat dunia melalui Tri Dharma Perguruan Tinggi; dan memberdayakan sumber daya manusia yang ahli dalam Ilmu Agama Islam, beriman, dan bertakwa.
Sejak Tahun Akademik 1983/1984 UIN Sunan Kalijaga merintis pendidikan formal bagi para sarjana yang ingin memperoleh gelar Magister dan Doktor. Rintisan ini berdasarkan Keputusan Menteri Agama No. 26 tahun 1983 yang ditetapkan kembali dengan Keputusan Menteri Agama No. 208 Tahun 1997 dan Keputusan Menteri Agama No. 95 Tahun 1999. Pada Tahun Akademik 1985/1986 untuk pertama kalinya Program Pascasarjana melahirkan lulusan Magister dan mulai saat itu pula dilaksanakan kegiatan perkuliahan Program Doktor (S3).
Pendidikan formal ini pada mulanya disebut Fakultas Pascasarjana dan Pendidikan Doktor IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Selanjutnya, untuk pertama kalinya dekan fakultas Pascasarjana dan Pendidikan Doktor dijabat oleh Rektor IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, H. Zaini Dahlan, M.A. Tidak berapa lama menjabat dekan, H. Zaini Dahlan, M.A. diangkat pemerintah RI sebagai Direktur Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Departemen Agama. Selanjutnya, jabatan dekan Fakultas Pascasarjana dan Pendidikan Doktor dilimpahkan kepada Prof. Dr. Hj. Zakiah Daradjat.
Pada perkembangan selanjutnya, nama Fakultas Pascasarjana dan Pendidikan Doktor diubah menjadi Program Pascasarjana yang dipimpin oleh seorang direktur. Untuk pertama kalinya, jabatan Direktur Program Pascarjana IAIN Sunan Kalijaga ini dijabat oleh Prof. Dr. H. Nourouzzaman Shiddiqi, M.A. Namun tanggal 16 Juli 1999 beliau wafat. Selanjutnya, Pejabat Direktur Program Pascasarjana IAIN Sunan Kalijaga dirangkap oleh Rektor IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Prof. Dr. H. M. Atho Mudzhar, berdasarkan pada Keputusan Rektor IAIN Sunan Kalijaga, Nomor: 198/Ba.0/A/1999.
Selanjutnya, pada tahun berikutnya tanggal 7 Februari 2000, Prof. Dr. Faisal Ismail, M.A. ditetapkan sebagai Direktur Program Pascasarjana IAIN Sunan Kalijaga yang baru, berdasarkan pada Keputusan Rektor IAIN Sunan Kalijaga, Nomor: 21/Ba.0/A/2000. Setelah empat bulan menjabat Direktur, beliau diangkat oleh Presiden R.I. sebagai Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Agama Departemen Agama di Jakarta.
Sesuai dengan Penjelasan Pasal 54 ayat (1) Peraturan Pemerintah No. 60 Tahun 1999, mulai tanggal 12 Juni 2000, dengan SK Rektor, Pjs. Direktur Program Pascasarjana IAIN Sunan Kalijaga dirangkap oleh Pembantu Rektor I, Prof. Dr. H. M. Amin Abdullah, berdasarkan Keputusan Rektor IAIN Sunan Kalijaga, Nomor: 91/Ba.0/A/2000.
Dengan terpilihnya Prof. Dr. H. M. Amin Abdullah sebagai Rektor IAIN Sunan Kalijaga, berdasarkan keputusan Rektor Nomor 115/Ba.0/A/2002, terhitung sejak tanggal 22 Maret 2002, Direktur Pascasarjana IAIN Sunan Kalijaga dijabat oleh Prof. Dr. H. Musa Asy’arie.
Sebelum masa jabatannya berakhir, Prof. Dr. H. Musa Asy’arie diangkat sebagai Staf Ahli Menteri Komunikasi dan Informatika Sosial Budaya dan Peran Masyarakat, beradasarkan pada Keputusan Presiden RI Nomor 81/M Tahun 2005 tanggal 23 Mei 2005. Selanjutnya, masa antara tahun 2005 hingga 2006, Pejabat Direktur Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga dijabat oleh Prof. Dr. H. Machasin, M.A., berdasarkan pada Keputusan Rektor UIN Sunan Kalijaga, Nomor: 218/Ba.0/A/2005.
Selanjutnya, terhitung sejak tanggal 17 Juli 2006 hingga tahun 2010 Direktur Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga dijabat oleh Prof. Dr. H. Iskandar Zulkarnain. Hal ini berdasarkan pada Keputusan Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Nomor: 312/Ba.0/A/2006.
Mulai tahun 2001/2002 Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga menerapkan Kurikulum Terpadu S2/S3. Sistem yang dipakai penuh, setiap mahasiswa bebas memilih matakuliah yang ditawarkan dengan memenuhi jumlah SKS yang telah ditetapkan. Seiring dengan transformasi UIN berdasarkan Keppres No. 50 tanggal 21 Juni 2004, lembaga ini juga berubah menjadi Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga.

Sekilas tentang UIN


51-1960
Periode Rintisan
Periode ini dimulai dengan Penegerian Fakultas Agama Universitas Islam Indonesia (UII) menjadi Perguruan Tinggi Agama Islam (PTAIN) yang diatur dengan Peraturan Presiden Nomor 34 Tahun 1950 Tanggal 14 Agustus 1950 dan Peresmian PTAIN pada tanggal 26 September 1951. Pada Periode ini, terjadi pula peleburan PTAIN (didirikan berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 34 Tahun 1950) dan ADIA (didirikan berdasarkan Penetapan Menteri Agama Nomor 1 Tahun 1957) dengan diterbitkannya Peraturan Presiden Nomor 11 Tahun 1960 Tanggal 9 Mei 1960 tentang Pembentukan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) dengan nama Al-Jami'ah al-Islamiyah al-Hukumiyah. pada periode ini, PTAIN berada di bawah kepemimpinan KHR Moh Adnan (1951-1959) dan Prof. Dr. H. Mukhtar Yahya (1959-1960)

1960-1972
Periode Peletakan Landasan
Periode ini ditandai dengan Peresmian IAIN pada tanggal 24 Agustus 1960. Pada periode ini, terjadi pemisahan IAIN. Pertama berpusat di Yogyakarta dan kedua, berpusat di Jakarta berdasarkan Keputusan Agama Nomor 49 Tahun 1963 Tanggal 25 Februari 1963. Pada periode ini, IAIN Yogyakarta diberi nama IAIN SUnan Kalijaga berdasarkan Keputusan Menteri Agama Nomor 26 Tahun 1965 Tanggal 1 Juli 1965. Pada periode ini telah dilakukan pembangunan sarana dan prasarana pendidikan, dimulai dengan pemindahan kampus lama (di Jalan Simanjuntak, yang sekarang menjadi gedung MAN 1 Yogyakarta ) ke kampus baru yang jauh lebih luas (di Jalan Marsda Adisucipto Yogyakarta). Sejumlah gedung fakultas dibangun dan di tengah-tengahnya dibangun pula sebuah masjid yang masih berdiri kokoh. Sistem pendidikan yang berlaku pada periode ini masih bersifat 'bebas' karena mahasiswa diberi kesempatan untuk maju ujian setelah mereka benar-benar mempersiapkan diri. Adapun materi kurikulumnya masih mengacu pada kurikulum Timur Tengah (Universitas Al-Azhar, Mesir) yang telah dikembangkan pada masa PTAIN. Pada periode ini, IAIN Sunan Kalijaga berada di bawah kepemimpinan Prof. RHA Soenarjo, SH (1960-1972).

1972-1996
Periode Peletakan Landasan Akademik

Pada periode ini, IAIN Sunan Kalijaga dipimpin secara berturut-turut oleh Kolonel Drs. H. Bakri Syahid (1972-1976), Prof. H. Zaini Dahlan, MA (selama 2 masa jabatan: 1976-1980 dan 1980-1983), Prof. Dr. HA Mu'in Umar (1983-1992) dan Prof. Dr. Simuh (1992-1996). Pada periodeini, pembangunan sarana prasarana fisik kampus meliputi pembangunan gedung Fakultas Dakwah, Perpustakaan, Program Pascasarjana, dan Rektorat dilanjutkan. Sistem pendidikan yang digunakan pada periode ini mulai bergeser dari 'sistem liberal' ke 'sistem terpimpin' dengan mengintrodusir 'sistem semester semu' dan akhirnya 'sistem kredit semester murni'. Dari segi kurikulum, IAIN Sunan Kalijaga telah mengalami penyesuaian yang radikal dengan kebutuhan nasional bangsa Indonesia. Jumlah fakultas bertambah menjadi 5 (lima); yaitu Fakultas Adab, Dakwah, Syari'ah, Tarbiyah dan Ushuluddin. Program Pascasarjana IAIN Sunan Kalijaga dibuka pada periode ini, tepatnya pada tahun akademik 1983/1984. Program Pascasarjana ini telah diawali dengan kegiatan-kegiatan akademik dalam bentuk short courses on Islamic studies dengan nama Post Graduate Course (PGC) dan Studi Purna Sarjana (PPS) yang diselenggarakan tanpa pemberian gelar setingkat Master. Untuk itu, pembukaan Program pAscasarjana pada dasawarsa delapan puluhan tersebut telah mengukuhkan fungsi IAIN Sunan Kalijaga sebagai lembaga akademik tingkat tinggi setingkat di atas Program Strata Satu.

1996-2001
Periode Pemantapan Akademik dan Manajemen

Pada periode ini, IAIN Sunan Kalijaga berada di bawah kepemimpinan Prof. Dr. HM. Atho Mudzhar (1997-2001). Pada periode ini, upaya peningkatan mutu akademik, khususnya mutu dosen (tenaga edukatif) dan mutu alumni, terus dilanjutkan. Para dosen dalam jumlah yang besar didorong dan diberikan kesempatan untuk melanjutkan studi, baik untuk tingkat Magister (S2) maupun Doktor (S3) dalam berbagai disiplin ilmu, baik di dalam maupun di luar negeri. Demikian pula peningkatan sumber daya manusia bagi tenaga administratif dilakukan untuk meningkatkan kualitas manajemen dan pelayanan administrasi akademik. Pada periode ini, IAIN Sunan Kalijaga semakin berkonsentrasi untuk meningkatkan orientasi akademiknya dan mengokohkan eksistensinya sebagai lembaga pendidikan tinggi. Jumlah tenaga dosen yang bergelar Doktor dan Guru Besar meningkat disertai dengan peningkatan dalam jumlah koleksi perpustakaan dan sistem layanannya.

2001-2010
Periode Pengembangan Kelembagaan

Periode ini dapat disebut sebagai 'Periode Trasformasi', karena, pada periode ini telah terjadi peristiwa penting dalam perkembangan kelembagaan pendidikan tinggi Islam tertua di tanah air, yaitu Transformasi Institut Agama ISlam Negeri (IAIN) Sunan Kalijaga menjadi Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 50 Tahun 2004 Tanggal 21 Juni 2004. Deklarasi UIN Sunan Kalijaga dilaksanakan pada tanggal 14 Oktober 2004. Periode ini di bawah kepemimpinan Prof. Dr. HM. Amin Abdullah (2001-2005) dengan Pembantu Rektor Bidang Akademik Prof. Drs. H. Akh. Minhaji, MA., Ph.D, Pembantu Rektor Bidang Administrasi Umum Drs. H. Masyhudi, BBA, M.Si. dan Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan Prof. Dr. H. Ismail Lubis, MA (Almarhum) yang kemudian digantikan oleh Dr. Maragustam Siregar, MA.
Pada periode kedua (2006-2010) dari kepemimpinan Prof. Dr. HM. Amin Abdullah telah dibentuk Pembantu Rektor Bidang Kerja Sama. Dengan ditetapkannya keberadaan Pembantu Rektor Bidang Kerja Sama, maka kepemimpinan UIN Sunan Kalijaga pada periode kedua ini adalah sebagai berikut : PEmbantu Rektor Bidang Akademik, Dr. H. Sukamta, MA, Pembantu Rektor Bidang Administrasi Umum, Dr. H. Tasman Hamami, MA, Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan, Dr. Maragustam Siregar, MA, dan Pembantu Rektor Bidang Kerja Sama dijabat oleh Prof. Dr. H. Siswanto Masruri, MA.
Perubahan Institut menjadi universitas dilakukan untuk mencanangkan sebuah paradigma baru dalam melihat dan melakukan studi terhadap ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu umum, yaitu paradigma Integrasi interkoneksi. Paradigma ini mensyaratkan adanya upaya untuk mendialogkan secara terbuka dan intensif antara hadlarah an-nas, hadlarah al-ilm, dan hadlarah al-falsafah. Dengan paradigma ini, UIN Sunan Kalijaga semakin menegaskan kepeduliannya terhadap perkembangan masyarakat muslim khususnya dan masyarakat umum pada umumnya. Pemaduan dan pengaitan kedua bidang studi yang sebelumnya dipandang secara dimatral berbeda memungkinkan lahirnya pemahaman Islam yang ramah, demokratis, dan menjadi rahmatan lil 'alamin.

2010-2011
Periode
Kebersamaan dan Kesejahteraan
Berdasarkan Keputusan Menteri Agama RI Nomor : B.II/3/16522/2010 Tanggal 6 Desember 2010, Guru Besar Fakultas Ushuluddin, Studi Agama dan Pemikiran Islam diberi tugas tambahan sebagai Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta masa jabatan 2010-2014. Periode di bawah kepemimpinan Prof. Dr. H. Musa Asy’arie dibantu oleh Pembantu Rektor Bidang Akademik Dr. Sekar Ayu Aryani, M.Ag., Pembantu Rektor Bidang Administrasi Umum Prof. Dr. H. Nizar, M.Ag., Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan Dr. H. Akhmad Rifa’i, M.Phil. dan Pembantu Rektor Bidang Kerja sama Prof. Dr. H. Siswanto Masruri, MA.

Minggu, 04 November 2012

Perlunya Kriteria Khusus Pendidik Anak TK




Pendidikan terhadap anak sejak dini memang sangat penting, agar tumbuh kembang anak menjadi baik sebagaimana harapan orang tua khususnya. Namun tidak semua pendidik memiliki kriteria yang tepat untuk anak didiknya.
Disebuah sekolah taman kanak-kanak diprovinsi Shanxi, China. Memperlihatkan betapa kejamnya seorang guru yang tega membanting, dan menendang seorang anak perempuan yang masih berusia 4 tahun ini, kasus ini pun sempat terekam oleh kamera cctv di sebuaah sekolah tersebut beberapa hari yang lalu. Berita ini cukup menghebohkan beberapa situs media online. Tak cukup itu komentar pedaspun bertebaran di jejaring sosial dan youtube, yang mengecam atas tindakan anarkhis yang di lakukan oleh guru tersebut, “dia layak disebut sebagai binatang”. (31/10).
Media setempat mengatakan bahwa di duga anak tersebut sebelumnya memang  cacat mental, atas insiden itu kini si anak menderita kerusakan otak dan patah tulang. Murid naas itupun segera mendapat perawatan sedang sang guru telah mendapat hukuman dari pihak berwenang, walaupun awalnya dia sempat membantah atas perbuatanya.
Dari insiden di atas, bahwa menjadi guru taman kanak-kanak hendaknya yang terpenting haruslah memiliki sifat sabar. Bahwa dengan sabar, bisa menjaga emosi dalam situsi tertentu saat berhadapan dengan anak. Selain sabar juga, hendaknya memiliki sifat penyayang, perhatian, toleransi, ramah, adil, dan empati terhadap anak. Dengan demikian tidak akan terjadi kesenjangan, hubungan menjadi hangat sehingga terjalin hubungan yang baik antara pendidik dengan anak didik.
Penulis, Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam
Fakultas Dakwah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Resensi buku berjudul "BERBURU HONOR DENGAN ARTIKEL"



Oleh: M Sayid Ichsan Aladin





Judul Buku      : Berburu Honor dengan Artikel Tip dan Strategi Menangguk Rupiah dari Surat Kabar (tips dan strategi menangguk rupiah dari surat kabar).
Penulis             : Supadiyanto
Penerbit           : PT. Elex Media Komputindo Kompas Gramedia
Tahun Terbit    : 2012
Tebal               : xviii+197 halaman
ISBN               : 978-602-00-3302-0
Harga              : Rp39.800,


Di tengah berbagai kebutuhan hidup yang semakin menghimpit. Serta angka pengngguran nasional yang mendekati 9 juta jiwa. Menjadi penulis merupakan salah satu peluang yang sangat memungkinkan kita untuk menegguk rupaiah.
            Menulis bukanlah kegiatan yang menguras banyak harta. Akan tetapi dapat memberikan kita harta. Banyak orang yang tidak mempuyai minat sedikitpun untuk menulis. Padahal menulis itu sesuatu hal yang mudah disaat kita mau memulainya. Banyak hal yang membuat mengapa tulisan itu diminati oleh surat kabar, dan mengapa tulisan itu diacuhkan begitu saja oleh redaktur surat kabar. 
            Menulis itu ada ilmu atau seninya sendiri.Ilmu menulis bisa didapat secara otodidak (belajar sendiri), maupun berguru kepada openulis yang sudah berhasil. (Hal.12)
            Penulis buku Supadiyanto sebagai penulis yang sudah berhasil. Dengan Cuma-Cuma memberikan berbagai tip dan strategi menagguk rupiah dari surat kabar. Dalam buku ini dijelaskan secara detail langkah-langkah yang harus ditempuh untuk membuat artikel. Tentunya tidak sembarang artikel, tetapai artikel yang dapat diminati oleh redaktur surat kabar. Kode Etik Kepenulisan juga dijelaskan secara luas, agar penulis dapat menciptakan tulisan yang bombastis. Buku ini juga dilengkapi dengan data yang lengkap alamat email redaksi hampir di seluruh Indonesia.
            Dalam buku ini masih ada kata yang kurang lengkap dan ada beberapa kata yang tidak baku. Seharusnya buku jurnalistik seperti ini, dapat lebih baik jika menggunakan kata-kaya yang tertera dala EYD (Ejaan Yang Disempurnakan) dan dalam Kamus Bahasa Indonesia.
            Mulailah menulis dari sekarang. Tulis apapun yang ada di pikiran kita. Menulis adalah suatu kebiasaan yang baik dan suatu saat pasti akan menguntungkan untuk kita. Buku ini membuat kita para penulis pemula menjadi termotivasi untuk menjadi penulis. Langkah-langkah dijelaskan secara rinagn sehingga mudah untuk dipahami. Serta selalu ada contoh yang diberikan. Menulis bukanlah hal yang sulit dan membosankan. Mari kita budayakan Menulis!